Tulisan ini merupakan telaah terhadap situasi-situasi yang banyak menggunakan verba berprefiks di-, dan pola-pola pemakaiannya sehubungan dengan kondisi sosial budaya masyarakat yang menjadi 'pengetahuan budaya' yang dimiliki bersama oleh masyarakat yang bersangkutan (Hudson, 1980:77). Ada dorongan di sini untuk mengungkapkan kesopanan yang ber1ainan dengan ungkapan biasa, dan pilihannya jatuh pada verba berprefiks di-, yang asal mulanya merupakan bentuk sUbjungtif. Di-, yang mula-mula hanya digunakan untuk persona ketiga, kini dipakai untuk persona kedua.
Copyrights © 1997