Maarif
Vol 13 No 1 (2018): Islam dan Media: Kontestasi Ideologi di Era Revolusi Digital

Hijrah Milenial: Antara Kesalehan dan Populism

Annisa, Firly (Unknown)



Article Info

Publish Date
20 Jun 2018

Abstract

Publik Islam yang pada rezim sebelumnya dikontrol dalam ruang keagamaan formal agar mudah dikendalikan oleh negara, pada era Reformasi mulai menyebar pada kepemimpinan organisasi masyarakat dan politik praktis. Hadirnya berbagai partai politik yang menggunakan Islam sebagai basis dan simbol politik menjadi petanda “kebangkitan” Islam dalam ruang demokrasi. Apabila dihubungkan dengan tumbuhnya media sosial dan jaringan internet di Indonesia, micro celebritiesmenjadi komponen penting menghadirkan identitas Islam dalam budaya populer. Dengan menarik pengikut di media sosial Instagram, para micro-celebritiesMuslim, dapat berpotensi membentuk "Publik Islam" mereka sendiri. Dengan mengelola wacana kesalehan melalui performativitas tubuh yang di unggah secara terus menerus di media sosial, publik Islam dapat terbentuk dengan berbagai tujuan seperti menggaet popularitas yang berujung pada keuntungan ekonomi dan popularitas. Penyebaran otoritas pengetahuan semakin terjadi dalam segmen-segmen kecil, yang justru sulit dikontrol dan justru dapat menjadi embrio radikalisme, fanatisme dan intoleransi karena hanya menghadirkan hitam putih agama yang sekali lagi miskin argumentasi dan kontemplasi.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

maarif

Publisher

Subject

Religion Humanities Social Sciences

Description

Jurnal MAARIF diarahkan untuk menjadi corong bagi pelembagaan pemikiranpemikiran kritis Buya Ahmad Syafii Maarif dalam konteks keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Beberapa isu yang menjadi konsen jurnal ini adalah tentang kompatibilitas Islam dan demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme. ...