Microbial fuel cell (MFC) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan mikroba untuk mendegradasi bahan organik dan anorganik menjadi energi listrik, dapat dilakukan menggunakan sistem satu bejana atau dua bejana. Sistem MFC dua bejana menggunakan membran penukar proton yang berfungsi untuk mengalirkan proton yang dihasilkan dari ruang anoda ke ruang katoda, salah satu alternatif membran yang digunakan yaitu komposit kitosan-karagenan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbandingan komposit kitosan-karagenan sebagai membran penukar proton pada MFC, menentukan kinerja MFC dalam menghasilkan elektrisitas, serta menentukan kinerja penurunan beban polutan limbah cair pada MFC. Nilai elektrisitas MFC diukur menggunakan multimeter dengan parameter yang diuji adalah tegangan listrik, serta arus listrik. Parameter uji yang digunakan untuk mengukur penurunan beban polutan limbah cair adalah chemical oxygen demand (COD), biologycal oxygen demand (BOD) dan total amonia nitrogen (TAN). Membran komposit kitosan-karagenan dibuat dengan perlakuan perbedaan komposisi kitosan dan karagenan 1:1; 1,5:1; 3:1 (v/v). Perbedaan rasio kitosan dan karagenan pada membran komposit kitosan-karagenan memberikan pengaruh terhadap sifat mekanik membran, nilai elektrisitas MFC, serta beban polutan cair pada MFC. Membran komposit kitosan-karagenan dengan perbandingan 1:1 menghasilkan nilai konduktivitas proton tertinggi sebesar 1,15x10-3 S/cm, kuat tarik tertinggi 7,047 MPa, tegangan listrik 0,97 V, arus 7,02 mA, serta daya listrik 6,84 mW. Nilai COD, BOD, serta TAN limbah cair pemindangan ikan mengalami penurunan sebesar 90%, 76% dan 32%.
Copyrights © 2020