Artikel ini berangkat dari hasil penelitian yang berjudul Profil Stabilitas Emosi dan Kecenderungan Perilaku Agresif pada Anggota Satuan Dalmas POLDA Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresif pada responden penelitian adalah rendah baik pada komponen agresitas fisik, agresifitas verbal, kemarahan maupun permusuhan. Hasil penelitian sebelumnya menujukkan bahwa perilaku agresif berkaitan dengan efektifitas komunikasi antar pribadi. Oleh karena itu, dalam artikel ini penulis mengkaji kaitan antara perilaku agresif dengan efektifitas komunikasi para anggota satuan DALMAS POLDA Sumatera Utara. Letih, terpancing, terancam, dan melindungi diri dari amuk massa selalu dijadikan pembenaran oleh aparat kepolisian satuan Pengendalian Massa dibalik aksi kekerasan yang dilakukannya. Pengendalian massa yang selanjutnya disebut Dalmas adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan Polri (kompi, peleton) dalam rangka menghadapi massa pengunjuk rasa (Buana, 2017). Dalam Protap Dalmas yang dikeluarkan oleh Kepolisian Republik Indonesia, Dalmas adalah bersifat preventif, bukan represif. Fakta di lapangan berkata lain. Banyak aksi yang diwarnai bentrokan antara pendemo dengan satuan polisi yang melakukan pengendalian massa (Dalmas) (“Menakar sikap,” 2008). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian dengan data kuantitatif yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota Satuan Dalmas Poldasu rata-rata memiliki perilaku agresif yang rendah, dimana subyek penelitian secara umum memiliki perilaku agresifitas fisik yang rendah, perilaku agresifitas verbal yang rendah, kemarahan yang rendah dan permusuhan yang rendah.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019