Latar Belakang: Obesitas merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Tingkat stress, kualitas dan durasi tidur serta sindrom makan malam merupakan salah satu faktor risiko terjadinya obesitas. Tujuan: Menganalisis perbedaan tingkat stres, kualitas dan durasi tidur, serta sindrom makan malam pada mahasiswi obesitas dan non obesitas fakultas kedokteran. Metode: Penelitian ini menggunakan desain case-control, dengan jumlah responden sebanyak 36 subjek mahasiswi obesitas sebagai kelompok kasus dan 36 mahasiswi non obesitas sebagai kelompok kontrol di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Pengambilan subjek menggunakan metode simple random sampling. Data meliputi tingkat stress, durasi dan kualitas tidur, sindrom makan malam, asupan makan dan aktivitas fisik masing- masing diukur menggunakan Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), The Night Eating Questionnaire (NEQ), food recall, dan International Physical Activity Quetionnaire (IPAQ). Analisis data menggunakan uji independent t test dan Mann Whitney. Hasil: Rerata kualitas dan durasi tidur pada kelompok kasus sebesar 8,4±2,7 dan 5,9 ±1,3 jam, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 7,1±2,3 dan 6,5±1,3 jam. Ada perbedaan durasi tidur (p=0,025), kualitas tidur (p=0,030), dan asupan protein (p=0,044) antara kelompok obesitas dan non obesitas. Namun, tidak terdapat perbedaan tingkat stress (p=0,768) dan sindrom makan malam (p=0,722) antara kelompok obesitas dan non obesitas). Kesimpulan: Terdapat perbedaan kualitas tidur, durasi tidur dan asupan protein pada kelompok obesitas dan non obesitas
Copyrights © 2019