Penurunan produksi Nanas di Provinsi Lampung diduga karena adanya penurunan kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan penggunaan lahan secara intensive serta jenis tanah budidaya adalah Ultisol. Tanah ultisol memiliki karakteristik berupa pH tanah yang masam, rendahnya ketersediaan hara, tingginya kejenuhan almunium serta rendahnya aktivitas mikroba dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah populasi mikroba pelarut fosfat setelah diaplikasikan kompos kotoran sapi dan limbah cair nanas di Ultisol, Lampung Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan cara inkubasi di rumah kaca dengan interval pengamatan 0, 30 dan 60 hari. Pengamatan total mikroba pelarut fosfat menggunakan media pikovskaya. Percobaan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang selanjutnya dilakukan analisis ragam dengan tingkat signifikan 95%, kemudian dilakukan uji Duncan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 20000 L ha-1 limbah cair nanas dan 20 t ha-1 kompos (K3L3) dalam tanah ukuran 10 kg secara nyata meningkatkan jumlah mikroorganisme pelarut fosfat (36,67 x 102 cfu g-1) dibandingkan penambahan kompos kotoran sapi 20 t ha-1 (K3L0) (22,33 x 102 cfu g-1) pada 30 hari pengamatan. Namun penambahan kompos kotoran sapi memiliki total populasi mikroorganisme pelarut fosfat lebih tinggi dibandingkan dengan hanya perlakuan limbah cair nanas.
Copyrights © 2020