Remaja adalah generasi penerus, sebagai aset/modal utama sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa. Masa remaja merukapan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode masa transisi dari masa anak-anak menuju manusia dewasa. Terjadi fase mengalami ketertarikan dengan lawan jenis. Meskipun fase ini adalah kondisi yang normal, sering kali koridor yang menjadi batasan ketertarikan dengan lawan jenis ini tidak hanya sebagai kecondongan hati namun meluas batasannya menjadi berpacaran dan melakukan aktivitas seksual yang beresiko. Hampir seluruh remaja di dunia termasuk Indonesia mempunyai suatu budaya untuk mengekspresikan percintaan remaja yang biasa kita sebut sebagai “Pacaranâ€. Madura merupakan daerah yang rawan terhadap perubahan sosial pada fenomena remaja berpacaran, marak terjadi secara global menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti. Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Jumlah sampel 50 siswa dan siswi kelas XII di SMA â€X†Madura, teknik pengambilan sampel yaitu purposive random sampling dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah remaja yang pernah/sedang berpacaran dengan remaja yang belum pernah berpacaran dan variabel dependennya perilaku seksual remaja yang pernah berpacaran dan yang belum pernah berpacaran. Analisa data yang digunakan adalah analisis penyajian data secara prosentase dan dianalisis untuk mengetahui perbedaan perilaku seksual remaja yang pernah/sedang berpacaran dan remaja yang belum pernah pacaran. Uji statistik yang digunakan adalah Mann-Whitney U Test (Uji komparasi 2 sampel bebas/ independen), dengan derajat kemaknaan p<0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan signifikan mengenai perilaku seksual antara siswa yang belum pernah berpacaran dengan yang sudah/sedang berpacaran dengan Asymp. Sig. bernilai 0,02 (p value < 0.05). Diharapkan agar peran serta tenaga kesehatan dalam pendidikan seksual pada remaja perlu ditingkatkan lagi, KIE tentang pendidikan seksual yang baik dan benar dari sisi kesehatan oleh tenaga kesehatan akan menurunkan resiko perilaku seksual remaja.
Copyrights © 2018