Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PERBEDAAN ANTARA PERILAKU SEKSUAL REMAJA YANG PERNAH/SEDANG BERPACARAN DAN REMAJA YANG BELUM PERNAH BERPACARAN DI SMA "X” MADURA Rihardini, Tetty
EMBRIO Vol 10 No 2 (2018): EMBRIO (NOVEMBER 2018)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.811 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol10.no2.a1711

Abstract

Remaja adalah generasi penerus, sebagai aset/modal utama sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa. Masa remaja merukapan periode kehidupan yang penuh dengan dinamika, terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode masa transisi dari masa anak-anak menuju manusia dewasa. Terjadi fase mengalami ketertarikan dengan lawan jenis. Meskipun fase ini adalah kondisi yang normal, sering kali koridor yang menjadi batasan ketertarikan dengan lawan jenis ini tidak hanya sebagai kecondongan hati namun meluas batasannya menjadi berpacaran dan melakukan aktivitas seksual yang beresiko. Hampir seluruh remaja di dunia termasuk Indonesia mempunyai suatu budaya untuk mengekspresikan percintaan remaja yang biasa kita sebut sebagai “Pacaran”. Madura merupakan daerah yang rawan terhadap perubahan sosial pada fenomena remaja berpacaran, marak terjadi secara global menjadi ketertarikan penulis untuk meneliti. Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Jumlah sampel 50 siswa dan siswi kelas XII di SMA ”X” Madura, teknik pengambilan sampel yaitu purposive random sampling dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah remaja yang pernah/sedang berpacaran dengan remaja yang belum pernah berpacaran dan variabel dependennya perilaku seksual remaja yang pernah berpacaran dan yang belum pernah berpacaran. Analisa data yang digunakan adalah analisis penyajian data secara prosentase dan dianalisis untuk mengetahui perbedaan perilaku seksual remaja yang pernah/sedang berpacaran dan remaja yang belum pernah pacaran. Uji statistik yang digunakan adalah Mann-Whitney U Test (Uji komparasi 2 sampel bebas/ independen), dengan derajat kemaknaan p<0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa terdapat perbedaan signifikan mengenai perilaku seksual antara siswa yang belum pernah berpacaran dengan yang sudah/sedang berpacaran dengan Asymp. Sig. bernilai 0,02 (p value < 0.05). Diharapkan agar peran serta tenaga kesehatan dalam pendidikan seksual pada remaja perlu ditingkatkan lagi, KIE tentang pendidikan seksual yang baik dan benar dari sisi kesehatan oleh tenaga kesehatan akan menurunkan resiko perilaku seksual remaja.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD rihardini, tetty
EMBRIO Vol 7 (2015): EMBRIO (AGUSTUS 2015)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/embrio.vol7.no.a41

Abstract

Membicarakan masalah kualitas “Sumber Daya Manusia” tidak terlepas perencanaan keluarga melalui gerakan Keluarga Berencana untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang semakin mandiri. Salah satu masalah utama pada penggunaan KB yaitu masih rendahnya penggunaan KB IUD, sedangkan kecenderungan penggunaan jenis KB hormonal seperti pil dan suntik jumlahnya terus meningkat tajam. Rendahnya penggunaan KB IUD ini disebabkan kurangnya dukungan dari tokoh masyarakat, status ekonomi yang relatif rendah, pengetahuan mengenai alat kontrasepsi yang kurang. Jenis penelitian ini diskriptif dengan populasi seluruh akseptor KB di desa kepunten pada bulan juli s/d agustus 2011 sebanyak 45 akseptor. Pengambilan sampel dengan quota sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner serta lembar observasi. Berdasarkan penelitian hasil penelitian diperoleh bahwa yang menghambat akseptor KB memilih IUD adalah biaya (60%), dukungan suami (57%), pemahaman terhadap IUD (57%), jumlah anak (10%), takut terhadap alat-alat pemasangan IUD (80%) dan pemasangan IUD (100%)
Studi Tentang Pendidikan Seks dan Perilaku Seksual Pada Remaja di SMPN 2 Krembung Rihardini, Tetty
EMBRIO Vol 7 (2016): EMBRIO (APRIL 2016)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/embrio.vol7.no.a172

Abstract

Kehidupan seks bebas telah merebak ke kalangan kehidupan remaja dan anak. Maraknya tayangan pornografi dan pornoaksi di tengah masyarakat mempengaruhi merebaknya penyimpangan seksual di kalangan pelajar. Indonesia sehat tahun 2010 memiliki target menurunkan prevalens, permasalahan remaja secara umum termasuk target remaja mendapatkan akses pelayanan reproduksi remaja melalui jalur sekolah. Pendidikan seks bertujuan anak dapat melewati masa pra reproduksi terhindar dari perilaku yang menyimpang dari moral maupun kehidupan seksual yang tidak sehat. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk kebijakan dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya pendidikan seks. Desain penelitian digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian siswa SMPN 2 Krembung kelas IX. Sampel sebanyak 67 responden. Teknik sampling total sampling. Variabel pada penelitian ini adalah Pendidikan Seks dan Perilaku Seksual Remaja. Data diambil dengan pengisian kuesioner berisi 26 pertanyaan. Teknik analisis data menggunakan deskriftif persentase dan metode statistic Chi Square dengan instrument SPSS 2.0. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 59 (88,06%) responden sebagian besar mendapatkan informasi seks, 35 (24%) responden sebagian besar mendapat informasi seks dari lingkungan sekolah yaitu guru dan perpustakaan.Hampir seluruh responden menyatakan mendapatkan pendidikan seks. Hampir seluruh responden memiliki perilaku seksual tidak beresiko. Hasil uji hipotesis dengan statistik chi square didapatkan p-value sebesar 0,341 dan nilai chi squarenya sebesar 0,906. Karena nilai signifikansi 0,341 >(0,05) maka tidak ada hubungan antara pendidikan seks dengan perilaku seksual remaja di SMPN 2 Krembung. Peran serta tenaga kesehatan dalam pendidikan seksual pada remaja sangat minim. Perlu ditingkatkan lagi KIE tentang pendidikan seksual yang baik dan benar dari sisi kesehatan oleh tenaga kesehatan.
Sikap Primigravida Pranikah terhadap Kehamilannya di Wilayah Kerja Puskesmas Taman-Sidoarjo Roifah, Nur Eka; Rihardini, Tetty
EMBRIO Vol 3 (2013): EMBRIO (AGUSTUS 2013)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/embrio.vol3.no0.a1108

Abstract

Diperkirakan sekitar 200-300 juta kehamilan yang tidak diinginkan terjadi akibat perilaku seks bebas, khususnya di kalangan remaja. Remaja di Indonesia pun sudah mulai lebih bertoleransi terhadap gaya hidup seksual pranikah.Akibatnya terjadi peningkatan kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap primigravida yang mengalami kehamilan pranikah terhadap kehamilannya karena pengalamankehamilan pranikah yang dihadapimembentuk sikap positif ataupun negatif dari individu terhadap kehamilannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptifcross sectional, dengan penelitian populasi yang menggunakan seluruh populasi yang terdata sebagai sampel.Variabel yang diteliti dalam penelitian iniadalah sikap primigravida yang mengalami kehamilan pranikah terhadap kehamilannya dengan sampel 20 responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah presentase. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di wilayah kerja dari Puskesmas Taman-Sidoarjo. Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa sikap primigravida yang mengalami kehamilan pranikah terhadap kehamilannya yakni 11orang (55%) menunjukkan sikap negatif (menolak) dan hanya 9 orang (45%) menunjukkan sikap positif (menerima). Diharapkan kepada keluarga dan masyarakat untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap wanita yang mengalami kehamilan pranikah. Seharusnya keluarga dan masyarakat bisa membantu wanita yang mengalami kehamilan pranikah beradaptasi dengan kehamilannya sehingga tidak mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
PERSEPSI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH DI SMA X Rihardini, tetty; S, Yolanda
EMBRIO Vol 1 (2012): EMBRIO (APRIL 2012)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/embrio.vol1.no0.a1190

Abstract

Di SMA X pada tahun 2007-2010 terjadi Drop Out pada 8 orang siswinya karena hamil diluar nikah. Kejadian ini memiliki keterkaitan dengan tentang perilaku seks pada remaja yang dilakukan dalam bentuk eksplorasi, masturbasi, heteroseksual, dan berdasarkan pengalaman. Kejadian ini merupakan aplikasi dari persepsi terhadap perilaku seks pranikah. Studi deskriptif ini dilakukan secara sistematik lebih menekankan pada data faktual daripada peyimpulan. Menggunakan teknik Random Sampling sebanyak 88 siswa di SMA X yang di analisis berdasar persentase. Berdasarkan hasil penelitian persepsi remaja tentang seks pranikah didapatkan hasil yang melakukan eksplorasi seksual: 35 siswa (39,8%) berpersepsi cukup, Masturbasi: 45 siswa (49%) berpersepsi kurang, Heteroseksual: 44 siswa (50%) berpersepsi baik, Berdasarkan pengalaman: 40 siswa (45,5%) berpengalaman yang cukup. Remaja dengan perilaku seksual eksplorasi di dapatkan 57 siswa (64,8%) berpersepsi baik. Data ini dapat menjadi langkah awal bagi tenaga kesehana dan institusi pendidikan untuk merencanakan pemberian pendidikan dan pelayanan dibidang kesehatan reproduksi remaja. Selain itu, sebagai tindakan preventif dan promotif untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari persepsi remaja yang mendukung (favorable) terhadap perilaku seksual pranikah.
Usaha untuk Meningkatkan Cakupan ASI Eksklusif dengan Pendekatan Emotional Demonstration “ASI Saja Cukup” Desta Ayu Cahya Rosida; Indria Nuraini; Tetty Rihardini
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : LPPM IKIP Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.927 KB) | DOI: 10.31537/dedication.v4i1.290

Abstract

Kegiatan PPM (Pengabdian Pada Masyarakat) berjudul Usaha Untuk Meningkatkan Cakupan ASI Eksklusif dengan Pendekatan Emotional Demontration “ASI Saja Cukup” yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan kader kesehatan. Selain itu untuk meningkatkan pengetahuan dalam memberikan ASI pada bayi. Tujuan dari Emo Demo “ASI Saja Cukup” yaitu agar ibu tahu pentingnya memberikan ASI eksklusif pada bayi di usia 0-6 bulan dan pentingnya bahwa semakin ASI sering dihisap maka produksi ASI juga akan semakin bertambah. Sehingga dengan melaksanakan demontrasi ini diharapkan dapat memperbaiki cakupan gizi bayi dan balita akan membaik. Bukan hanya itu saja tetapi ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan balita. Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya Jawa Timur Indonesia bersama ibu-ibu kader.
The Relationship between Verniks Caseosa with C-Reaktif Protein (CRP) Levels and Premature Infant Wellness Setiawandari Setiawandari; Tetty Rihardini; Siswati Siswati
JURNAL KEBIDANAN Vol 12, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkb.v12i1.8359

Abstract

Premature infants are still the leading cause of infant mortality in Indonesia. This is because premature babies are a risk of infections and other congenital complications. Premature babies tend to have less vernix caseosa due to vernix caseosa production as well as surfactant production, i.e. at 21 weeks of gestation and the older the gestational age the more vernix caseosa is most produced. The purpose of this study was to determine the relationship between vernix caseosa and increased C-Reactive Protein (CRP) levels toward well-being in premature infants. Using terminology design not the type of research is analytical using a perspective cohort design. The research subjects treated in the NICU room at Putri Surabaya Hospital in the period January to November 2021 were preterm infants between 0 and 1 month of age, and premature infants with few vernix caseosa. Inclusion criteria were premature infants 0-1 months of age, gestational age less than 38 weeks, birth weight 1500-2500 grams, a preterm newborn with vernix caseosa, and little or without vernix caseosa. While the exclusion criteria were preterm newborns with congenital complications and abnormalities. The data were analyzed using chi-square test and Pearson correlation bimodal analysis. The results showed a relationship between vernix caseosa and CRP levels in premature infants = 0.014, and vernix caseosa and wellness conditions in premature infants = 0.030, but no relationship between CRP levels and premature wellness. children = 0.222. The conclusion is that the more Vernix Caseosa in premature babies, the lower the CRP levels and the condition in which premature babies become more agile.
Penerapan Teknologi Deteksi Dini Stunting Sebagai Upaya Peningkatan Status Gizi Anak Di Kelurahan Siwalankerto Kecamatan Wonocolo Surabaya Setiana Andarwulan; Retno Setyo Iswati; Tetty Rihardini; Diva Tresna Anggraini
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 1 No 3 (2020)
Publisher : Politeknik Dharma Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v1i3.414

Abstract

Abstrak: Kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Penerapan Teknologi Deteksi Stunting Dini Sebagai Upaya Peningkatan Status Gizi Anak di Kecamatan Siwalankerto, Kabupaten Wonocolo, Surabaya. Stunting adalah suatu keadaan dimana tinggi badan anak tidak bertambah sesuai dengan usianya, apabila keadaan ini semakin parah akan berdampak pada kematian anak. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para ibu kader dalam menggunakan aplikasi untuk menurunkan kejadian stunting. Selain itu, menghasilkan informasi SI JAKS untuk membantu memetakan status gizi dan memberikan edukasi dalam upaya menurunkan angka stunting. Aplikasi ini mampu menjadi tonggak lahirnya suatu sistem informasi yang dapat meminimalisir kesalahan pengolahan data dan keterlambatan pelaporan sehingga masalah yang berkaitan dengan masalah gizi dapat diminimalisir seminimal mungkin. Peran aktif kader sangat penting dalam memberikan informasi tentang aplikasi. Aplikasi ini dapat membantu para ibu balita dalam memahami tentang stunting pada masa tumbuh kembang anak. Dengan demikian bisa terjadi perubahan perilaku pada ibu balita. Ibu dari balita akan lebih memperhatikan kondisi anak selama masa tumbuh kembang.
Effect of Hemoglobin Levels Pregnant Women on the Predictive Value for Preeclampsia of ROT (Roll-Over Test) Nina Hidayatunnikmah; Tetty Rihardini
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 14, No 2 (2020): Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Kerja Sama KNPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jpm.v14i2.2261

Abstract

Preeclampsia is a medical condition which accounts for the global incidence of maternal mortality of 76,000/year and infant mortality of 500,000/year. Early preventive action is a critical dimension to reduce the risk to the mother and the fetus. Roll Over Test (ROT) is one of the predictors of preeclampsia conducted in the 2nd trimester. High hemoglobin levels in pregnant women can lead to pregnancy hypertension, which can potentially lead to preeclampsia. This study aims to analyze the effect of hemoglobin levels on the predictive value for preeclampsia of ROT (Roll Over Test) among pregnant women. The benefits of this study are to get preventive method updates to decrease the incidence of preeclampsia in pregnant women as early as possible and to review the policy of giving Fe to all pregnant women from the 1st trimester to the 3rd trimester. The study was conducted for three months in the work area of Siwalankerto Community Health Center, Surabaya. Data on hemoglobin levels were obtained from the MCH booklet for pregnant women. ROT's preeclampsia's predictive value was obtained by checking supine values and left lateral blood pressure among 30 pregnant women. A statistical test was performed using a logistic regression test. Based on 30 samples of pregnant women, the results showed that 16 pregnant women had hemoglobin levels of >13gr/dl (53.3%), and 14 pregnant women (46.7%) had a positive predictive value of ROT. The effect test analysis results showed a positive relationship between hemoglobin levels and the predictive value for preeclampsia (p=0.04, B=1.299). Thus, pregnant women who experienced an increase in the hemoglobin levels of 1 g/dl had a potential of 1.299 times to have a positive ROT value.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD tetty rihardini
EMBRIO Vol 7 (2015): EMBRIO (AGUSTUS 2015)
Publisher : Program Studi S1 Kebidanan - Fakultas Sains dan Kesehatan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.1 KB) | DOI: 10.36456/embrio.vol7.no.a41

Abstract

Membicarakan masalah kualitas “Sumber Daya Manusia” tidak terlepas perencanaan keluarga melalui gerakan Keluarga Berencana untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Gerakan KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang semakin mandiri. Salah satu masalah utama pada penggunaan KB yaitu masih rendahnya penggunaan KB IUD, sedangkan kecenderungan penggunaan jenis KB hormonal seperti pil dan suntik jumlahnya terus meningkat tajam. Rendahnya penggunaan KB IUD ini disebabkan kurangnya dukungan dari tokoh masyarakat, status ekonomi yang relatif rendah, pengetahuan mengenai alat kontrasepsi yang kurang. Jenis penelitian ini diskriptif dengan populasi seluruh akseptor KB di desa kepunten pada bulan juli s/d agustus 2011 sebanyak 45 akseptor. Pengambilan sampel dengan quota sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner serta lembar observasi. Berdasarkan penelitian hasil penelitian diperoleh bahwa yang menghambat akseptor KB memilih IUD adalah biaya (60%), dukungan suami (57%), pemahaman terhadap IUD (57%), jumlah anak (10%), takut terhadap alat-alat pemasangan IUD (80%) dan pemasangan IUD (100%)