Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan kelainan struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung dalam waktu ≥ 3 bulan. Kelainan struktur atau fungsi ginjal ini ditandai dengan salah satu atau lebih kriteria yaitu terdeteksinya albuminuria > 30 mg/ 24 jam, kelainan sedimen urin, kelainan yang ditemukan dari pemeriksaan histologi, kelainan struktural yang terdeteksi melalui imaging, riwayat transplantasi ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 ml/menit/1,73m. Komplikasi  utama dari penyakit ini tidak hanya mencakup perkembangan ke penyakit ginjal stadium akhir, tetapi juga peningkatan risiko komplikasi seperti penyakit kardiovaskular dan stroke yang merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pasien dengan PGK pada semua stadium. Sehingga dianjurkan untuk dilakukan deteksi dini dan terapi untuk mencegah prognosis yang buruk. Apelin merupakan peptida vasoaktif yang berperan sebagai ligan reseptor selektif, APJ, yang secara genetis diidentifikasi memiliki identitas terdekat dengan reseptor angiotensin II tipe 1 (AT-1). Terdapat berbagai peran sistem apelin-APJ dalam fisiologi manusia termasuk regulasi fungsi kardiovaskular dan homeostasis cairan. Terlepas dari homologi yang tinggi antara reseptor APJ dan reseptor AT-1, sistem apelin-APJ telah diketahui memiliki kerja yang berlawanan terhadap angiotensin II tipe 1. Peran apelin-APJ dalam fisiologi ginjal, termasuk dalam homeostasis cairan di ginjal. Selain itu, efek renoprotektif dari sistem apelin-APJ pada penyakit ginjal telah dilaporkan dalam kejadian fibrosis ginjal, cedera ginjal iskemik / reperfusi (I / R) dan nefropati diabetes, yang menunjukkan bahwa sistem apelin-APJ dapat menjadi target terapeutik yang baru untuk penyakit ginjal kronik.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020