Tulisan ini membahas tentang rekonstruksi maqâshid al-syarî’ah oleh Jasser Auda sebagai metodologi tafsir dalam pembacaan isu-isu kontemporer. Hal ini berangkat dari pembacaan teks al-Quran yang dinilai masih berada pada dimensi teosentris-normatif atau ideologis-oportunis (N. H. Zaid 2012). Akibatnya keilmuan tafsir mengalami status quo, vis to vis isu-isu kontemporer. Untuk mengetengahi masalah ini temuan Jasser Auda tentang rekonstruksi maqâshid al-syarî’ah patut diterima. Mengingat upaya yang ia lakukan terbilang konstruktif, menarik, baru, dan yang terpenting applicable terhadap isu-isu kontemporer. Pendekatan kualitatif, analisis derskriptif-eksploitatif dilakukan dalam menganalisa pendekatan sistem oleh Jasser Auda untuk tujuan pencarian paradigma tafsir kontemporer. Penelitian ini menemukan adanya fleksibilitas maqâshid al-syari'ah dalam melihat dimensi-dimensi penafsiran al-Quran. Paradigma tafsir yang diusulkan selaras dengan enam fitur dalam teori sistem, yakni: mengandalkan sisi kognisi penafsir, dilakukan secara komprehensif, terbuka terhadap berbagai ide, gagasan, dan perkembangan ilmu pengetahuan, memiliki interelasi yang saling mempengaruhi, menawarkan penafsiran multidimensi, serta mengacu pada tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral. Implementasi paradigma ini pada isu-isu kontemporer mengarahkan sumber daya manusia untuk produktif melakukan penjagaan, pelestarian, pengembangan serta pemuliaan terhadap hak-hak.
Copyrights © 2019