Dunia paradigma dan perspektif keilmuan pada masa kini sedang dalam “kekacauan†lewat kehadiran bermacam terminologi, seperti posmodernisme, pasca kebenaran (post truth), disrupsi, dan juga poshumanisme. Masing-masing membentuk pusarannya sendiri-sendiri dan seolah-olah masing-masing memiliki legalitas dan kebenarannya untuk muncul sebagai eksisensi yang sangat menopang perkembangan kualitas peradaban umat manusia di atas bumi ini. Sementara itu, dalam konnteks ke-Indonesia-an, berbagai pusaran tersebut pasti mau tidak mau, lambat maupun cepat, tentu akan memiliki dampak, mengingat Indonesia merupakan bagian dari peradaban dunia yang sedang dan terus dalam proses peradaban global. Alih-alih sekadar sebagai objek dari berbagai pusaran tersebut, mampukah Indonesia mengembangkan pola atau strategi yang karakteristik sehingga mampu juga hadir sebagai agen pengubah bagi peradaban tersebut? Jika peradaban Barat berhasil mengglobalkan peradabannya ke berbagai penjuru dunia, lepas dari aspek kolonialisme dan modernismenya, lewat kebesaran mitologi Yunani, yang merupakan sumber peradabannya, mungkinkah Indonesia juga mampu menghadirkan diri secara independen dan berkarakteristik lewat mitologi? Di sinilah peranan eksistensi sastra yang akan akan menjadi salah satu pilar utamanya. Terlebih, sebagai bangsa yang sangat beragam dengan kekayaan etnik, yang tentu juga kaya akan mitologi, sastra Indonesia tentu sudah memiliki modalnya. Bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain serumpun, Indonesia bisa menciptakan nilai-nilai dalam menegosiasi peradaban dunia yang sedang sibuk dengan berbagai paradigma dan perspektif yang beridentitaskan “post.â€.
Copyrights © 2020