Artikel ini menfokuskan pada suatu kegiatan upacara adat di Gorontalo. Upacara adat tersebut adalah Upacara Adat Pohutu Momulanga, yaitu suatu upacara yang dilaksanakan dalam rangka penobatkan dan penganugerahan gelar adat kepada pejabat Bupati atau Walikota di Gorontalo. Studi ini menunjukkan bahwa ada banyak makna-makna yang terkandung dalam pelaksanaan upacara adat Pohutu Momulanga tersebut. Makna-makna tersebut terdapat pada benda-benda yang merupakan simbol sebagai perlengkapan upacara dan kata-kata tujaâi (verbal) yang diucapkan pada saat penobatan dan penganugerahan gelar adat. Makna-makna yang terdapat pada simbol-simbol dan kata-kata tujaâi tersebut bermakna keteladanan seorang pemimpin dalam memimpin masyarakat. Upacara adat tersebut sangat dipengaruhi oleh unsur nilai-nilai dari agama Islam.-----------------------------------This article focuses on a traditional ceremony in Gorontalo. The so-called Pohutu Momulanga ceremony, i.e. a traditional ritual which is performed in the event of local coronation and conferral for a regent or major in Gorontalo. The study shows that there has a number of meanings and values in the Pohutu Momulanga ceremony. Among those values and meanings consist on regalia and sacred words as the symbol of tujaâi. Those symbols and the tujaâi meant as leadership examples to community. It is important to note that the Pohutu Momulanga ritual is very much influenced by Islamic values.
Copyrights © 2012