Tantangan ke depan bagi pembangunan pertanian di Bali adalah terwujudnya kelembagaan subak dengan kearifan lokalnya mampu menjadi organisasi yang bersifat sosio-agraris-religius yang dapat beradaptasi dengan tuntutan ekonomis anggotanya seiring dengan program-program pembangunan pertanian dan perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan ekonomis di tingkat subak dan menggambarkan elemen-elemen modal sosial yang berperan dalam kegiatan ekonomis subak. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di Subak Kedua, Denpasar. Sampel diambil secara acak sebanyak 20 petani untuk memperoleh data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalilis dengan menggunakan metode deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi Serba Usaha Subak Kedua yang beranggotakan 61 orang memiliki beberapa kegiatan ekonomis yaitu (i) penyediaan sarana produksi; (ii) pinjaman kredit kepada anggota; dan (iii) kemitraan usaha dengan pihak lain. Elemen-elemen modal sosial pada Subak Kedua terdiri dari tiga dimensi utama yaitu kepercayaan, norma, dan jaringan sosial. Rasa saling percaya di antara anggota subak terlihat pada pengelolaan bisnis di tingkat subak yang didasarkan atas norma-norma (awig-awig). Subak Kedua juga memiliki jaringan sosial dengan pihak lain dalam pengelolaan irigasinya dan kegiatan-kegiatan ekonomis subak. Dapat disarankan agar dilakukan pembinaan yang semakin intensif dalam pengembangan agribisnis di tingkat subak seperti aspek manajemen, administrasi dan usaha-usaha bisnis yang menguntungkan bagi petani dan lembaga subak. Selain itu, diperlukan adanya tambahan modal usaha bagi koperasi sehingga para anggta dapat memperoleh kredit yang lebih tinggi.Kata kunci : Modal sosial, subak, pertanian, koperasiÂÂ
Copyrights © 2014