Kakao yang diperoleh dari perkebunan kakao  menghasilkan limbah kakao yang dibuang dan berwana hitam  pada waktu yang lama akan mengalami pembusukan, Padahal memiliki potensi yang cukup besar. Dengan  penggunaan teknologi pirolisis, analisis kulit buah kakao yang berasal dari Kabupaten Enrekang untuk kandungan lignin sebesar 45,61 %, selulosa 37,61 %, hemiselulosa 6,40 %, dan lainnya sebesar 10,38 %. Hasil pembakaran menghasilkan  asap cair kulit buah kakao ke dalam destila dan arang. Dalam penelitian ini digunakan suhu pirolisis 114-514 °C. Rendemen asap cair kulit buah kakao Kabupaten Enrekang pada suhu pirolisis 114 °C sebesar 8,04 % selama 88 menit,  dan pada suhu pirolisis 214 °C sebesar 28,6 2% dengan waktu selama 40 menit, selanjutnya pada suhu pirolisis 314 °C sebesar  27,65 % dengan waktu selama 83 menit,  dan  suhu pirolisis 414 °C sebesar 25,08 %  dengan waktu selama 45 menit,  akhirnya suhu pirolisis 514 °C sebesar 8,04 % dengan waktu selama 88 menit. Analisis GC MS  untuk asap cair kulit buah kakao adalah asam karbamat, asam asetat, 1H-Pirol, tert-Butilakrilat, propane diamida, asetamida, n-metil, 1-pentena-2-ol, corilon, 5-valerolakton, 4-metoksifenol,  N- metilsuccinimida, siklopropilkarbinol,  2-propilamina, etil metakrilat, 1,2-oksaborol, 2,6-dimetil-metoksifenol, n-amilasetat,  sikloheksena  karboksilat, 2-proponon, levoglukosan, D-o-asetil, asam heksadekanoat,  1,10-dekadiol, asetiloksi, tetracosaheksaena. Hasil pemisahan senyawa kimia bio aktif dari asap cair kulit buah kakao digunakan untuk memperoleh produk komposisi kimia dengan pengelompokkan senyawa berdasarkan metode PCA.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019