Latar Belakang: Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI)pada tahun 2006 menetapkan nilai dosis minimum hemodialisis (spKt/V)adalah >1,2. Nilai spKt/V yang tidak tercapai merupakan penyebab utamatingginya risiko mortalitas. Tujuan: Mengetahui pencapaian nilai spKt/Vtiap bulan di Rumah Sakit Umum (RSU) Dokter Soedarso Pontianak.Metode: Penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Sampeldiambil dari ruang hemodialisa RSU Dokter Soedarso Pontianak denganjumlah sebanyak 30 orang, Instrumen yang digunakan adalah data rekammedis. Data dianalisis dengan uji repeated ANOVA. Hasil: Usia pasienterbanyak 40-44 (23,3%). Distribusi konsentrasi urea darah pra dan pascahemodialisis terbanyak >110-190mg/dL (63,3%; 60%; 50%) dan >2559mg/dL(46,7%; 50%; 66,7%). Distribusi selisih berat badan terbanyak<1-2kg (63,3%; 46,7%; 90%). Distribusi tekanan darah pra dan pascahemodialisis terbanyak untuk non-diabetes >140/90mmHg (63,3%; 70%;73,3,%) dan >140/90mmHg (63,3%; 60%; 56,6,%), untuk diabetes>130/80mmHg (16,7%; 16,7%; 16,7%) dan >130/80mmHg (16,7%;16,7%; dan 16,7%). Nilai rata-rata spKt/V 1,40+0,46; 1,46+0,51; dan1,56+0,57 (66,7%; 63,3%; 70%), efektivitas kenaikan nilai spKt/V denganlama pemberian terapi selama tiga bulan dengan uji repeated ANOVAdidapatkan nilai p=0,419. Kesimpulan: Pemberian terapi hemodialisispada bulan Agustus–Oktober 2013 telah efektif.
Copyrights © 2014