Fungsi perpustakaan yang vital bagi perkembangan ilmu pengetahuan global menunjukkan bahwa perancangan arsitektural pada bangunan perpustakaan perlu mempertimbangkan pengguna dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk tunanetra. Kebutuhan tunanetra sebagai individu yang memiliki keterbatasan penglihatan dapat diwadahi oleh arsitektur untuk menghilangkan berbagai hambatan dalam penggunaan bangunan. Saat ini, jumlah tunanetra low vision di Kalimantan Barat berada pada urutan terbanyak kedua di Indonesia namun masih tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai, terutama di Kota Pontianak yang berfungsi sebagai pusat pendidikan di provinsi tersebut. Tujuan perancangan perpustakaan tunanetra di Pontianak ini adalah menciptakan bangunan perpustakaan khusus tunanetra yang dapat memfasilitasi kebutuhan mereka di Kalimantan Barat. Hal–hal terkait tunanetra yang berperan penting dalam perancangan bangunan dapat diperoleh dari studi pustaka dan pengamatan perilaku tunanetra secara langsung maupun melalui hasil wawancara. Pemilihan lokasi perancangan dipengaruhi oleh tunanetra sebagai pengguna utama bangunan. Lokasi perancangan terletak di pusat aktifitas dan dekat dengan berbagai fasilitas kota, yaitu Jalan Jenderal Ahmad Yani, Pontianak. Pemilihan lokasi ditentukan berdasarkan kemudahan pencapaian dan kemandirian bagi tunanetra. Fungsi perpustakaan tunanetra sebagai ruang publik dirancang dengan adanya ruang – ruang tempat tunanetra bertemu dan berdiskusi mengenai berbagai pengetahuan. Ruang – ruang yang disediakan ditata secara linear untuk memudahkan mobilitas tunanetra pada saat beraktifitas. Kata kunci: Perpustakaan, Tunanetra, Arsitektur
Copyrights © 2015