Makalah ini membahas mengenai evaluasi beban dan postur kerja pada proses pengecoran logam di UsahaKecil Menengah (UKM) yang memproduksi patung cor logam di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, karenasistem proses produksi pada UKM ini sangat tradisional banyak kendala yang terjadi terutama keluhanpekerja, mengenai beban dan cidera yang dialami. Beban kerja dan postur kerja dievaluasi sehingga bisadiketahui solusi terhadap permasalahan dari keluhan pekerja. Konsumsi Energi dan detak jantung dari paraoperator dipergunakan untuk menentukan beban kerja, seperti yang telah dibahas pada makalah-makalahsebelumnya, sedangkan dalam makalah ini diterapkan untuk proses pengecoran logam karena beban kerjadianggap lebih berat dibandingkan dengan beban kerja pada proses produksi patung cor kuningan yang lain.OWAS dipergunakan untuk melakukan analisis apakah postur kerja yang menjadi beban kerja benar-benarmenimbulkan cidera dan diharuskan untuk diperbaiki. Dalam makalah ini dijelaskan bahwa beban kerja padaproses pengecoran logam di produksi patung cor masih dalam kategori beban kerja ringan karena konsumsienergi yang digunakan untuk bekerja sebesar 1.455413 Kkal/min. Untuk postur kerja diperoleh hasil bahwakegiatan mencairkan logam dan kegiatan pembuatan cetakan atau pola menunjukkan kode OWAS 2221kategori 3 dan 4241 kategori 3 yang berarti postur tersebut berbahaya pada sistem skeletal otot posturmengakibatkan efek strain yang signifikan, sehingga harus segera dilakukan perbaikan. Pada postur kegiatan penuangan dengan kode OWAS 2221 action kategori 2 yang berarti postur tersebut dilakukan perbaikan.
Copyrights © 2013