Perkembangan penerbit buku pelajaran tiga tahun setelah terbitnya BSE dan tiga tahun sebelumnya telah mengalami perubahan yang signifikan. Ada empat variabel yang dikembangkan menjadi indikator instrumen yaitu, variabel persentasi buku teks pelajaran dengan indikator produksi buku teks pelajaran, faktor-faktor yang memengaruhi perubahan buku teks pelajarandengan indikator yang memengaruhi harga buku pelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, namun pendekatan kuantitatif juga dilakukan untuk memperkuat data kualitatif. Sampel penelitian diambil dari populasi penerbit buku sekolah yang ada di wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Jateng. Teknik pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara langsung. Analisis data dengan cara penghitungan persentase untuk data kuantitatif dan pengolahan hasil wawancara untuk data kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan solusi karena dampak kebijakan BSE tersebut dan usulan kebijakan kepada pemerintah mengenai pengadaan buku pelajaran secara nasional. Kebijakan pembelian hak cipta tidak konsisten, berubah-ubah yang mengakibatkan kualitas buku semakin rendah. Efek dominonya penerbit-penerbit skala menengah ke bawah mengalami penurunan produksi secara drastis dan penerbit menengah ke atas memperoleh pemesanan yang signifikan dengan keuntungan sangat kecil. Penerbit menengah ke atas yang masih bertahan memproduksi BSE, bukan untuk mencari profit yang signifikan, melainkan untuk mempertahankan pelanggan  mereka selama ini karena produk BSE yang dipesan dijadikan satu paket dengan buku pengayaan. Kebijakan BSE telah mengubah kebijakan bisnis penerbitan buku sekolah.
Copyrights © 2013