Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan kemampuan mendengar Tifa berdasar hasil pemeriksaan oleh PT Kasoem Hearing, menggunakan Brainsteam Evoked Response Audiometry (BERA) dan Otoacoustic Emission (OAE). Menjelaskan kemampuan verbal Tifa menggunakan teori kesalahan fonologi oleh Blumstein digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk perubahan fonologis yang diujarkan oleh Tifa, teori pengelompokan kelas kata pada tataran morfologi, serta untuk mengetahui kemampuan sintaksis Tifa menggunakan teori yang dikemukakan Kridalaksana. Penelitian ini merupakan studi kasus pada salah satu pasien auditory agnosia Poliklinik THT RSUP M. Djamil Padang. Metode dan teknik yang digunakan terdiri atas: metode simak untuk tahap pengumpulan data dengan teknik sadap sebagai teknik dasar dan teknik lanjutan simak libat cakap (SLC), simak bebas libat cakap (SBLC), catat, dan rekam. Metode padan artikulatoris untuk tahap analisis data, dan metode penyajian formal dan informal untuk tahap penyajian hasil analisis data. Sumber data dalam penelitian ini berbentuk lisan yang diambil dari ujaran penderita auditory agnosia, yaitu Tifa. Penelitian ini menemukan bahwa derajat kemampuan mendengar Tifa berada pada kategori sedang berat dengan ambang pendengaran 60—70dB. Kesalahan fonologis terdiri atas penggantian, penghilangan, penambahan, dan ketidakteraturan bunyi. Tataran kelas kata yang paling dipahami anak adalah hal-hal yang paling dekat dengannya dan berada dekat di lingkungan sekitarnya. Kemapuan anak pada tataran kalimat, Tifa bisa melafalkan struktur kalimat lengkap, tetapi cenderung terbolakbalik antara unsur objek yang selalu mendahului predikat.
Copyrights © 2018