Acta Diurna: Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 16 No 1 (2020)

SEMIOTIKA HUMOR POLITIK DALAM TAYANGAN TALK SHOW SENTILAN SENTILUN

windaningsih windaningsih (communication Science Department, Faculty of Economic & Communication Bina Nusantara University Jakarta)



Article Info

Publish Date
02 Jul 2020

Abstract

Secara umum humor dimaknai sebagai sesuatu yang menggelikan, memesona, aneh, identik dengan kelucuan, sehingga mampu merangsang seseorang untuk tertawa atau tersenyum. Tidak hanya menjadi bumbu dalam sebuah pementasan seni, seperti ludruk, ketoprak, program komedi juga banyak sekali ditayangkan di televisi seperti Opera Van Java, Ngelaba, Ketoprak Humor, Warkop DKI, Kadir dan Doyok, Indonesia Lawak Club, Sentilan-sentilun, Sitkom dan masih banyak lagi yang lainnya. Program talk show komedi Sentilan-sentilun yang tayang di Metro Tv dengan durasi 30 menit merupakan program komedi yang sedikit berbeda dengan mengangkat tema seputar dunia politik dan isu-isu nasional lainnya. Dengan kemasan komedi yang menarik, konten politik disini lebih mudah dicerna dan diterima oleh masyarakat, bahkan tak jarang menjadi sarana untuk menyampaikan kritik sosial. Hal ini menarik karena selama ini tema politik dianggap terlalu berat, selain itu kritik juga kurang bisa diterima oleh kalangan elit. Kemunculan humor politik memberikan warna baru bagi masyarakat tentang dunia politik. Secara denotasi dan konotasi episode ini menertawakan tingkah para politisi yang dianggap lucu dan memalukan karena suka mengemis atau meminta-minta bahkan seringkali memperumit masalah. Satire adalah humor yang mempermalukan menyindir suatu hal, situasi, atau tokoh cara ini paling sering digunakan hingga 28% dalam talkshow sentilan sentilun episode pindah rumah. Para pemain disini menyindir para penguasa yang seringkali disebut sebagai yang mulia yang tidak hanya merasa bodoh tetapi dianggap benar-benar bodoh. Pun yaitu jenis humor yang menggunakan permainan makna kata menjadi jenis humor kedua yang sering digunakan yaitu penggunaan kata yang dibolak balik dalam kalimat menjadi sesuatu yang menarik dan saling terkait. Karena maknanya yang semakin variative. Selanjutnya adalah bombats yaitu berbicara secara muluk-muluk atau retoris. Selain itu penggunaan infintilism yaitu bermain dengan bunyi kata-kata dan Sarcam yaitu komentar yang menggigit dengan nada yang tajam. Bentuk bentuk humor yang muncul menunjukkan bahwa pemerintah memberikan ruang kepada masyarakat untuk memberikan kritik yang membangun kepada pemerintah, pejabat publik serta kebijakan-kebijakaan yang dikeluarkan.

Copyrights © 2020






Journal Info

Abbrev

acta_diurna

Publisher

Subject

Education Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

JAD aims to encourage research in communication studies. Topics addressed within the journal include but are not limited to: Media dan culture studies; Political communication; Cross-cultural communication; Business communication; Organizational communication; Health ...