Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit yang apabila sudah terdiagnosa perlu sekali diawasi karena beresiko tinggi terhadap kematian. Resiko kematian tersebut perlu diminimalisasi dengan membuat sebuah media konsultasi dan monitoring terhadap penderita sesuai gejala yang dialami. Dokter dan paramedis adalah pakar yang berkompeten untuk mediagnosa tingkat resiko penyakit jantung koroner, namun dalam pengambilan keputusan yang sulit terdapat keragaman opini pakar (inter-expert) dan seiring waktu opini pakar pun berubah (intra-expert) karena pengetahuannya terus bertambah berdasarkan adanya gejala baru dari penelitian yang dilakukan, kebiasaan baru, atau dipengaruhi keadaanemosi.Model fuzzy mengatasi permasalahan ketidakpastian. Model fuzzy yang menggunakan himpunan fuzzy non-stationary (FNIS) mereplikasi keragaman pada manusia sehingga mampu mengatasi permasalahan kegaraman opini pada pakar baik inter-expert maupun intra-expert. Sistem yang dibangun menggunakan model fuzzy non-stationary untuk mendiagnosa tingkat resiko jantung koroner berdasarkan 5 input yakni umur, tekanan darah, gula darah, status BMI, dan kolesterol. Fuzzy sistem pada penelitian ini menggunakan mamdani inferensi. Dua fungsi perturbation function yang digunakan sistem adalah fungsi distribusi acak normal pada variabel input dan fungsi sinusoidal pada variabel output untukmeng-generate membership function untuk 5 kali perulangan. Hasil perbandingan diagnosa antara pakar, FIS, dan FNIS didapati bahwa FNIS lebih tepat dibandingkan FIS sesuai diagnosa pakar secara manual.
Copyrights © 2017