Di bumi ini, tidak semua daerah memiliki sumber air yang cukup untuk memenuhi kebetuhan penduduk di daerah tersebut. Pergantian musim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kuantitas air. Seperti daerah aliran Kali Brantas, pergantian musim menimbulkan problem tersendiri. Di musim penghujan keberadaan air terasa berlebihan, sedang di musim kemarau ketersediaan air untuk keperluan irigasi sangatlah kurang. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan beberapa cara, yang pertama dengan meningkatkan efisiensi disetiap penggunaan air dan yang kedua dengan meningkatkan kapasitas dan kontinuitas sumber daya air Kali Brantas. Saluran Induk Lodoyo-Tulungagung yang dibangun pada tahun 1975/1976 dan selesai tahun 1985/1986 direncanakan untuk mencukupi kebutuhan air dengan areal irigasi seluas 15.228 Ha yang meliputi Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung. Dalam pelaksanaan pembagian air sehari-hari, sering terjadi perselisihan antara pemakai air bagian atas dan pemakai air bagian bawah. Hal ini disebabkan karena sebagian sawah pada musim tanam kedua tidak dapat ditanami padi semua karena airnya tidak mencukupi, padahal dalam perencanaan jumlah air yang ada cukup untuk seluruh sawah dengan pola tanam padi, padi, palawija. Bedasarkan hasil kajian dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa terjadi kehilangan debit air sebesar 0,344 m3/det pada hulu BLT III (intake). Sedangkan kehilangan debit air pada ruas saluran BLT III sebesar 0,482 m3/det dan pada ruas BLT IV sebesar 0,287 m3/det. Dari kecenderungan /tren yang terjadi dapat diterangkan bahwa semakin panjang jarak pengaliran, maka kehilangan debit air semakin besar. Dari hasil kajian ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang bersifat teknis yang selama ini terjadi pada Saluran Induk Lodoyo-Tulungagung
Copyrights © 2013