Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kehilangan Air Akibat Rembesan Ke Dalam Tanah, Beserta Perhitungan Effisiensinya Pada Saluran Irigasi Sekunder Rejoagung I Dan II Iswinarti
Jurnal Intake : Jurnal Penelitian Ilmu Teknik dan Terapan Vol. 7 No. 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : FT- UNDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48056/jintake.v7i2.20

Abstract

Dalam pengoperasian jaringan irigasi dari sumber air utama sampai ke lahan pertanian akan mengalami kehilangan air yang salah satunya disebabkan oleh merembesnya air kedalam tanah. Kehilangan air irigasi mengakibatkan jumlah air tidak sesuai dengan kebutuhan tanam, pembagian air yang tidak merata dan jika tidak segera diatasi pada petak sawah terakhir akan mengalami kekurangan air. Karena pemakaian air irigasi yang kurang efisien dan efektif akan menurunkan hasil pertanian. Daerah irigasi Rejoagung I dan Rejoagung II merupakan lahan yang sebagian besar lahan areal sawahnya rnengalarni kekurangan air. Dari keadaan tersebut perlu kiranya dilakukan penelitian penyebab kehilangan air irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kehilangan air akibat rembesan dan nilai daya guna air. Dari penelitian kehilangan air akibat rembesan di laboratorium didapatkan besar air yang hilang akibat rembesan air kedalam tanah, yaitu : Saluran sekunder Rejoagung I rata-rata : 12,182 % dan Saluran sekunder Rejoagung II rata-rata : 11,645 % Efisiensi saluran irigasi / daya guna air yaitu jumlah air yang nyata dimanfaatkan oleh tanaman dari jumlah air yang tersedia yaitu : Saluran sekunder Rejoagung I rata-rata : 87,863 % dan Saluran sekunder Rejoagung II rata-rata : 88,354 % Hasil analisa penelitian saluran Irigasi Rejoagung I dan II menunjukan adanya kehilangan air akibat rembesan air kedalam tanah yang besar. Besar kecilnya nilai kehilangan air akibat rembesan sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah dasar dan dinding saluran, curah hujan, keadaan tanggul, pemeliharaan pintu serta bangunan ukur. Dengan didapatkanya nilai kehilangan air irigasi akibat rembesan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam merencanakan kebutuhan air irigasi secara tepat dan efisien, sehingga akan membantu pelaksanaan eksploitasi irigasi yang merata, dengan pola tata tanam yang teratur maka sistem irigasi dapat dikelola dengan baik.
Perubahan Sifat Phisik Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kapur CaCO3 Iswinarti; Iwan Cahyono
Jurnal Intake : Jurnal Penelitian Ilmu Teknik dan Terapan Vol. 8 No. 1 (2017): April 2017
Publisher : FT- UNDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48056/jintake.v8i1.24

Abstract

Dalam penelitian ini, bahan stabilisasi yang digunakan adalah kapur kalsium karbonat (CaCO3) yang merupakan produk samping dari PT Petrokimia Gresik. Tanah yang distabilisasi adalah tanah lempung Sukolilo. Prosentase kapur CaCO3 untuk stabilisasi dibuat bervariasi (20%, 30%, 40% dan 50%) dan diperam dalam waktu 10, 20, 30, dan 60 hari. Kapur CaCO3 yang distudi mengandung Ca dan CaCO3 masing-masing sebesar 27,64 % dan 69,10%. Kandungan logam beratnya jauh dibawah ambang batas yang diperbolehkan, sehingga kapur tersebut aman untuk digunakan sebagai bahan stabilisasi. Tanah lempung Sukolilo dapat dikelompokkan sebagai tanah lempung lembek dengan swelling potensial sangat tinggi. Sifat phisik tanah lempung meningkat dengan meningkatnya prosentase bahan stabilisasi kapur CaCO3 yang dicampurkan; peningkatan maksimum terjadi saat bahan stabilisasi yang dicampurkan mencapai 50%. Pada umur stabilisasi 30 hari, sifat fisik tanah mengalami penurunan; setelah itu meningkat kembali dengan bertambahnya umur stabilisasi.
Analisa Kapasitas Penampang Sungai Kali Gunting Di Kabupaten Jombang Saiful Arfaah; Iswinarti
Jurnal Intake : Jurnal Penelitian Ilmu Teknik dan Terapan Vol. 9 No. 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : FT- UNDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48056/jintake.v9i2.45

Abstract

The cause of flooding in the watershed area, one of which is caused by the inability of the river profile to accommodate the existing discharge (overflow). This research is intended to examine flood discharge and flood water level profile of Kali Gunting as a first step to determine flood mitigation solutions. Analysis of flood water level profiles using the Hec-Race 4.0 modeling program. With the help of this program, it is expected to be able to accommodate the flow parameters that are so complex. After modeling and knowing the capabilities of each part (cross section), this result will be a technical reference in determining flood mitigation measures. From the results of the study, the analysis of the potential for flooding in the scissor area was obtained as a result of the flood discharge capacity at scissors times = 301.00m3 / dt, and the emission times = 136.66m3 / dt for the 50th return period. The results of the Q50th calculation show that the condition of K. Scissors P0-P36 river water overflows / floods because the flood water level is above the eksesting embankment, while P36-P46 does not overflow / does not flood because the flood water level is below the eksesting dike. K. Panir condition P0-P48 river water overflows / floods because the flood water level is above the eksesting embankment, while P48-P60 does not overflow / does not flood because the flood water level is below the eksesting embankment
Rencana Hidraulis Saluran Drainase Beserta Anggaran Biaya Di Desa Tunggorono Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Iswinarti
Jurnal Intake : Jurnal Penelitian Ilmu Teknik dan Terapan Vol. 5 No. 1 (2014): April, 2014
Publisher : FT- UNDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48056/jintake.v5i1.59

Abstract

Permasalahan banjir dan genangan di Indonesia telah menjadi masalah nasional yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Salah satu wilayah perkotaan yang sering menjadi daerah langganan genangan adalah Kota Jombang. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya genangan air menurut Supriyani, dkk (2012) dalam makalahnya adalah perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan debit banjir di suatu daerah aliran sistem drainase. Sering tersumbatnya saluran oleh endapan, sedimentasi atau timbunan sampah sehingga kapasitas saluran berkurang. Perkembangan wilayah kota menimbulkan dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi sehigga berpengaruh besar terhadap sistem drainase perkotaan. Sebagai contoh adalah di wilayah Desa Tunggorono dimana perkembangan kawasan hunian yang disinyalir sebagai penyebab banjir dan menggenangi lingkungan sekitarnya. Pembangunan perumahan dan pertokoan di desa tunggorono yang cukup pesat telah mengurangi area resapan air hujan dan menimbulkan genangan-genangan Penelitian berada di wilayah desa Tunggorono kecamatan Jombang Kabupaten Jombang, yang dimulai dari perempatan pasar tunggorono mengarah ke utara sepanjang jalan Nurcholis majid – Jombang. Drainase yang ada di sepanjang jalan tersebut tidak dapat menampung debit banjir yang ada dikarenakan dimensi saluran drainase yang ada sudah tidak layak untuk menampung debit banjir Tahap Perencanaan yang diperlukan untuk merencanakan drainase perkotaan ini dimulai dari tahap persiapan pengumpulan data hujan 10 tahun pengamatan, data penduduk 5 tahun kedepan dan kemudian merencanakan saluran drainase serta menghitung rencana anggaran biayanya. Dilokasi penelitian didapatkan pengukuran dimensi saluran drainase yang ada, yaitu mendapatkan nilai debit saluran existing sebesar 1,56 m3/detik . Dari hasil penelitian diperoleh debit banjir sebesar 2,22 m3/detik, oleh karena itu harus direncanakan ulang dimensi saluran drainase dengan nilai debit yang maksimum. Hasil perhitungan untuk rencanaan Saluran Drainase didapatkan dimensi saluran dengan tinggi muka air (d=2,74m), lebar saluran (b=1,00 m), kemiringan talud (n=1:1) dan kemiringan saluran (i=0,0014). Sedangkan nilai rencana anggaran biaya untuk membaangun saluran drainase tersebut sebesar Rp. 1.033.794.410,-
Kajian Mencari Alternatif Kehilangan Air Per Ruas Di Saluran Induk Irigasi Lodoyo – Tulungagung Iswinarti
Jurnal Intake : Jurnal Penelitian Ilmu Teknik dan Terapan Vol. 4 No. 1 (2013): April, 2013
Publisher : FT- UNDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48056/jintake.v4i1.90

Abstract

Di bumi ini, tidak semua daerah memiliki sumber air yang cukup untuk memenuhi kebetuhan penduduk di daerah tersebut. Pergantian musim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kuantitas air. Seperti daerah aliran Kali Brantas, pergantian musim menimbulkan problem tersendiri. Di musim penghujan keberadaan air terasa berlebihan, sedang di musim kemarau ketersediaan air untuk keperluan irigasi sangatlah kurang. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan beberapa cara, yang pertama dengan meningkatkan efisiensi disetiap penggunaan air dan yang kedua dengan meningkatkan kapasitas dan kontinuitas sumber daya air Kali Brantas. Saluran Induk Lodoyo-Tulungagung yang dibangun pada tahun 1975/1976 dan selesai tahun 1985/1986 direncanakan untuk mencukupi kebutuhan air dengan areal irigasi seluas 15.228 Ha yang meliputi Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung. Dalam pelaksanaan pembagian air sehari-hari, sering terjadi perselisihan antara pemakai air bagian atas dan pemakai air bagian bawah. Hal ini disebabkan karena sebagian sawah pada musim tanam kedua tidak dapat ditanami padi semua karena airnya tidak mencukupi, padahal dalam perencanaan jumlah air yang ada cukup untuk seluruh sawah dengan pola tanam padi, padi, palawija. Bedasarkan hasil kajian dalam penelitian ini, dapat diketahui bahwa terjadi kehilangan debit air sebesar 0,344 m3/det pada hulu BLT III (intake). Sedangkan kehilangan debit air pada ruas saluran BLT III sebesar 0,482 m3/det dan pada ruas BLT IV sebesar 0,287 m3/det. Dari kecenderungan /tren yang terjadi dapat diterangkan bahwa semakin panjang jarak pengaliran, maka kehilangan debit air semakin besar. Dari hasil kajian ini diharapkan bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang bersifat teknis yang selama ini terjadi pada Saluran Induk Lodoyo-Tulungagung
Optimasi Pola Tanam Pada Daerah Irigasi Pudaksari Kabupaten Mojokerto Menggunakan Program Linier Saiful Arfaah; Iswinarti; Fakhrurozi; Maria Ulfah Amrih Megantiningtyas
Jurnal Intake : Jurnal Penelitian Ilmu Teknik dan Terapan Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Intake : Jurnal Penelitian Ilmu Teknik dan Terapan
Publisher : FT- UNDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48056/jintake.v11i1.135

Abstract

Daerah Irigasi Pudaksari terletak di Kecamatan bangsal Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, memiliki luas 790 Hektar dengan sumber air berasal dari Kali Bangsal melalui Bendung Pudaksari. Daerah irigasi ini sering mengalami kekurangan air saat musim kemarau, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara jumlah air yang tersedia dan air yang dibutuhkan untuk irigasi. DI ini menerapkan pola tanam padi-padi-palawija. Ketersediaan air pada saat musim hujan mencapai 23720 liter per detik. Dari permasalahan yang ada maka dibuatlah optimasi dengan program linier untuk keseimbangan antara kebutuhan air dan ketersediaan air serta pendapatan yang maksimal. Optimasi menerapkan tiga musim tanam yaitu MH, MK1 dan MK2. Hasil optimasi menunjukkan waktu awal tanam pada bulan Januari 2 dengan pendapatan paling besar dari 5 alternatif lainnya, yaitu sebesar Rp 36.483.970.000,-  dalam satu tahun sesuai dengan luas lahan padi MH seluas 790 Ha, padi MK1 790 Ha, padi MK2 18,67 Ha, palawija MH 0, palawija MK1 0, palawija MK2 771,33