Frekuensi perdarahan antepartum karena plasenta previa sekitar 3 sampai 4% dari semua persalinan. Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD dr. H Abdul Moeloek pada tahun 2019 terdapat3,9% kejadian plasenta previa, tahun 2018 (3,6%) dan pada tahun 2017 (3,1%). Tujuan dari penelitianini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian plasenta previa di RSUD dr. HAbdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2020. Metode penelitian yaitu metode Analitik dengan pendekatan case control. Populasi padapenelitian ini ibu bersalin di RSUD dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2020, danberdasarkan hasil perhitungan sampel minimal sebanyak 44 ibu yang mengalami plasenta previasebagai sampel kasus dan sampel kontrol dengan perbandingan 1:1, berarti jumlah total sampel 88 ibubersalin. Cara ukur yang digunakan dokumentasi rekam medik, alat ukur berupa lembar checklistdengan teknik pengambilan sampel simple random sampling kemudian dianalisa secara univariatdengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis univariat pada kelompok kasus menunjukkan usia beresiko tinggi 81,8%, paritasresiko tinggi 61,4%, jarak kehamilan < 2 tahun 63,6% dan riwayat abortus sebesar 68,2%, padakelompok kontrol menunjukkan usia beresiko tinggi 59,1%, paritas resiko tinggi 25,0%, jarakkehamilan < 2 tahun 6,8% dan riwayat abortus 36,4% . Hasil uji chi square dengan kejadian plasentaprevia diperoleh usia p-value=0,000 dan OR=6,500, paritas p-value=0,001 dan OR=4,765, jarakkehamilan p-value=0,000 dan OR 23,917, kemudian riwayat abortus dengan p-value=0,003 dan OR3,750. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia, paritas, jarak kehamilandan riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa sehingga disarankan untuk melakukanpenanganan yang lebih intensif pada ibu dengan faktor resiko terjadinya plasenta previa diharapkanuntuk ibu melakukan ANC secara rutin.
Copyrights © 2021