Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA Puspasari, Ike Hesti; admin, admin
Jurnal Kesehatan Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan April 2021
Publisher : Akbid Wirabuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55919/jk.v9i5.5

Abstract

Frekuensi perdarahan antepartum karena plasenta previa sekitar 3 sampai 4% dari semua persalinan. Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD dr. H Abdul Moeloek pada tahun 2019 terdapat3,9% kejadian plasenta previa, tahun 2018 (3,6%) dan pada tahun 2017 (3,1%). Tujuan dari penelitianini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian plasenta previa di RSUD dr. HAbdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2020. Metode penelitian yaitu metode Analitik dengan pendekatan case control. Populasi padapenelitian ini ibu bersalin di RSUD dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2020, danberdasarkan hasil perhitungan sampel minimal sebanyak 44 ibu yang mengalami plasenta previasebagai sampel kasus dan sampel kontrol dengan perbandingan 1:1, berarti jumlah total sampel 88 ibubersalin. Cara ukur yang digunakan dokumentasi rekam medik, alat ukur berupa lembar checklistdengan teknik pengambilan sampel simple random sampling kemudian dianalisa secara univariatdengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis univariat pada kelompok kasus menunjukkan usia beresiko tinggi 81,8%, paritasresiko tinggi 61,4%, jarak kehamilan < 2 tahun 63,6% dan riwayat abortus sebesar 68,2%, padakelompok kontrol menunjukkan usia beresiko tinggi 59,1%, paritas resiko tinggi 25,0%, jarakkehamilan < 2 tahun 6,8% dan riwayat abortus 36,4% . Hasil uji chi square dengan kejadian plasentaprevia diperoleh usia p-value=0,000 dan OR=6,500, paritas p-value=0,001 dan OR=4,765, jarakkehamilan p-value=0,000 dan OR 23,917, kemudian riwayat abortus dengan p-value=0,003 dan OR3,750. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia, paritas, jarak kehamilandan riwayat abortus dengan kejadian plasenta previa sehingga disarankan untuk melakukanpenanganan yang lebih intensif pada ibu dengan faktor resiko terjadinya plasenta previa diharapkanuntuk ibu melakukan ANC secara rutin.
GAMBARAN FAKTOR RESIKO PEREMPUAN YANG MENGALAMI KANKER SERVIK DI RSUD DR.H.ABDOEL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG Puspasari, Ike Hesti; admin, admin
Jurnal Kesehatan Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Kesehatan April 2017
Publisher : Akbid Wirabuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55919/jk.v1i1.16

Abstract

Kanker servik atau sering disebut kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti perempuan yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan sel yang tidaknormal sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan pada leher rahim. Tujuan penelitian ini adalahuntuk menganalisi gambaran faktor resiko perempuan yang mengalami kanker serviks di ProvinsiLampung. Metode penelitian ini adalah deskritif dengan tehnik pengambilan sampel yaitu total sampling.Populasi penelitian ini adalah seluruh perempuan yang mengalami kanker serviks di RSUDDr.H.Abdoel Moloek berjumlah 83 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 83 kasus kanker serviks, 46 (55,42%) diantaranya dengan paritas multipara, 33 (39,76%) grandemultipara dan 4 (4,82%) primipara, 73 (87,95%)melakukan menikah dini dan 10 (12,05%) tidak melakukan menikah dini, 59 (71,08%) memiliki satupasangan seksual dan 24 (28,92%) memiliki lebih dari satu pasangan seksual, 69 (83,14%)mempunyai riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal dan 14 (16,86%) non hormonal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor resiko terjadinya kanker servikyaitu Paritas, Usia Menikah, Riwayat Kontrasepsi Hormonal, Jumlah Pasangan Seksual, Merokok,PMS (Penyakit Menular Seksual), Usia, Perawatan Organ Reproduksi yang salah sangat berhubunganerat dengan perempuan yang sudah menikah. Maka dari itu disarankan bagi perempuan untukmelakukan deteksi dini kanker serviks yaitu dengan tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)setiap satu tahun sekali.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Lansia Terhadap PTM (Penyakit Tidak Menular) Khoiriyah, Hikmatul; Rahayu, Esti; Liandani, Meri; Hidayati, Nurma; Puspasari, Ike Hesti
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 4 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i4.5028

Abstract

Salah satu tantangan dalam pembangunan kesehatan adalah pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM), yang dapat menurunkan produktivitas dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi PTM tertinggi ditemukan pada usia tertentu: asma (3,2% pada usia 65-74 tahun), kanker (3,2% pada usia 55-64 tahun), diabetes melitus (6,7% pada usia 65-74 tahun), jantung (4,6% pada usia >75 tahun), hipertensi (26,1% pada usia >75 tahun), stroke (41,3% pada usia >75 tahun), dan ginjal kronis (0,57% pada usia >75 tahun). Keterbatasan akses layanan kesehatan dan kurangnya informasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan pada lansia turut memperburuk masalah kesehatan mereka. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemeriksaan kesehatan gratis (tekanan darah, gula darah, kolesterol, asam urat), penyuluhan tentang PTM, serta senam lansia bersama. Sehingga  kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Sidoarjo, Lampung Selatan, bertujuan memberikan edukasi kepada lansia tentang pentingnya pengetahuan mengenai PTM. Diharapkan, lansia dapat menerapkan pola hidup sehat dan memahami pentingnya informasi tentang PTM untuk kesehatan mereka.