ingkat konsumsi penduduk Indonesia yang tinggi di satu sisi dapat menggerakkan ekonomi, namun disisi lain mengkhawatirkan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Saat ini sudah mulai terjadi pergeseran pola konsumsi di masyarakat dengan penurunan kebutuhan primer dan meningkatnya kebutuhan sekunder. Pola konsumsi ini mencemaskan dengan tingkat literasi keuangan 29.66% namun memiliki akses ke layanan keuangan 59.74% yang disinyalir membuat konsumen mengambil keputusan keuangan tanpa mengetahui dampaknya. Praktik kurikulum multiaksara bermuatan literasi keuangan didasarkan pada kajian dari berbagai dokumen. Dokumen yang dikaji meliputi dokumen kebijakan, teori, dan hasil-hasil penelitian yang terkait kurikulum multikeaksaraan dan literasi keuangan. Melalui kajian ini didapatkan suatu bentuk implementasi literasi keuangan melalui pembelajaran pendidikan multikeaksaraan. Pendidik perlu memahami bentuk, isi, dan tujuan pendidikan multiaksara bermuatan literasi keuangan dengan menyeimbangkan antara theoria dan phronesis. Tujuan literasi keuangan adalah untuk membentuk prilaku keuangan yang ujungnya mencapai kesejahteraan keuangan. Mengukur prilaku keuangan seseorang saat ini masih sebatas pada pengukuran sebelum dan setelah mengikuti program, yang belum menghubungkan pengetahuan dan prilaku keuangan. Kebutuhan literasi keuangan semakin meningkat sering bertambahnya usia, sehingga melalui pendidikan multiaksara saja tidak cukup. Peserta didik harus diarahkan untuk memotivasi diri mengikuti perkembangan informasi terkait literasi keuangan dari sumber-sumber belajar yang terpercaya secara mandiri.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2018