Seri FilsafatTeologi Widya Sasana
Vol. 27 No. 26 (2017)

Menakar Peranagama Di Tengah Merebaknya Patologi Ruang Publik

Pius Pandor (Unknown)



Article Info

Publish Date
16 Nov 2020

Abstract

Diskursus terkait peran agama dalam ruang publik, merupakan sebuah diskursus paradoksal. Dikatakan paradoksal karena peran dan kehadiran agama yang sering kali berwajah ganda seperti wajah dewa Janus dari mitologi Romawi kuno yang darinyalah kata Januari berasal. Satu sisi melihat ke masa depan, siap menyongsong yang tak terduga dan yang sedang datang tetapi di sisi lain memandang ke belakang yaitu ke masa lalu, seakan tak mau meninggalkan yang silam.1 Persis seperti bulan Januari kita sadar bahwa hari-hari baru sudah tiba, tapi kenangan pada yang silam tetap enggan beranjak. Seperti dewa Janus itu pula wajah agama dalam ruang publik. Pada satu sisi agama menampilkan sinar pembebasannya karena ia merupakan tempat di mana orang menemukan kedamaian, kedalaman hidup, dan harapan yang kokoh. Namun di sisi lain, agama dipakai untuk melakukan diskriminasi, dijadikan sebagai ideologi politik, dan digunakan sebagai justifikasi atas tindakan kekerasan, bahkan sampai pada pembunuhan. Kita sendiri menyaksikan dan sejarah mencatat betapa besar andil agama dalam membakar kebencian dan meniupkan kecurigaan, membangkitkan salah pengertian, dan mengundang konflik.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

serifilsafat

Publisher

Subject

Religion Arts Humanities Education Social Sciences

Description

Seri Filsafat Teologi Widya Sasana focuses on philosophical and theological studies based on both literary and field researches. The emphasis of study is on systematic attempt of exploring seeds of Indonesian philosophy as well as contextualization and inculturation of theology in ...