Telaga Bahasa : Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan
Vol 4, No 1 (2016): TELAGA BAHASA VOL.4 NO.1 TAHUN 2016

ESTETIKA BAHASA DALAM TRADISI PAPPASENG MASYARAKAT BUGIS: KAJIAN STILISTIKA

Firman A D (Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara)



Article Info

Publish Date
22 Jan 2020

Abstract

Penelitian ini membahas estetika bahasa, khususnya gaya bahasa berdasarkan unsur struktur kalimat dan langsung tidaknya makna, dalam tradisi pappaseng masyarakat Bugis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keindahan penggunaan bahasa dan mengelaborasi  makna yang terkandung dalam bahasa pappaseng Bugis untuk diketahui dan dipahami oleh masyarakat dan selanjutnya diterapkan. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dan dikaji dengan pendekatan stilistika. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan kepustakaan. Data dianalisis dengan menggunakan teknik baca-simak dan pencatatan untuk mengategorikan data yang ada berdasarkan jenisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penciptaan pappaseng oleh para leluhur Bugis tidak hanya memperhatikan unsur kandungan makna tetapi juga sangat memperhatikan unsur estetika dari penggunaan bahasanya. Hal ini dapat dilihat dalam penggunaan beberapa gaya bahasa, yaitu penggunaan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, terdiri atas gaya klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan repetisi. Penggunaan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna ditemukan gaya bahasa retoris, terdiri atas aliterasi, asonansi, apofasis, apostrof, asindeton, eufemisme, litotes, histeron proteron, tautologi, perifrasis, hiperbol, paradoks, dan oksimoron; dan gaya bahasa kiasan yang terdiri atas simile, metafora, personifikasi, alusi, dan epitet.Kata kunci: pappaseng, stilistika, estetika, Bugis.  Language Aesthetics in Pappaseng Tradition of Bugis People: Stylistic Analysis The main issues in this research are the aesthetic aspects. Through this research, from its aesthetic aspect, particularly the use of language style that contained in appaseng language, that can be elaborated and lifted to the surface to be known and understood by the society and then put into practice. This research is descriptive qualitative research and had been examined used the stylistics approach. The data collected in this research was done by interview and library research. The data was analyzed using reading-observing technique and also using the recording technique to categorizing the data according to its type. The result shows that the creation of appaseng by the Buginese ancestor was not only paid attention to the meaning but also in the aesthetic aspects of its language use. It can be seen in the use of some language style, which is language style according to its sentence structure, which consists of climax, anti-climax, parallelism, antithesis, and repetition. The using of language style according to whether there are any rhetoric styles had been found, consist of alliteration, assonance, apophasis, apostrophe, asyndeton, euphemism, litotes, hysteron porteron, tautology, periphrase, hyperbole, paradox, oxymoron; and the analogy style that consist of simile, metaphor, personification, allusion, and epithet. Key words: pappaseng, stylistics, aesthetics, Buginese.  

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

telagabahasa

Publisher

Subject

Arts Humanities Education Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

TELAGA BAHASA adalah jurnal yang bertujuan memublikasikan hasil-hasil penelitian Bahasa Sastra, baik bahasa Indonesia, daerah, maupun asing. Seluruh artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan oleh mitra bestari dan penyuntingan oleh redaksi pelaksana. TELAGA BAHASA diterbitkan oleh Kantor ...