Naskah drama Mega-mega karya Arifin C. Noor mengangkat tentang ketimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat urban. Ma’e sebagai tokoh yang dituakan dari kelompoknya, selalu menyembunyikan kesepian yang dihadapi dan mengharapkan mempunyai anak yang dilahirkan. Tokoh lain yang hidup di alun-alun sudah di anggap Ma’e sebagai anak sendiri. Kesepian yang selalu menghantui Ma’e tergambar saat semua tokoh meninggalkan Ma’e sendirian di alun-alun Yogyakarta. Mewujudkan tokoh Ma’e dalam naskah Mega-mega Arifin C. Noor, pemeran menggunakan metode akting Stanislavsky. Lewat metode ini seorang pemeran harus mampu meyakinkan penonton, bahwa setiap tindakan yang dihadirkan benar-benar terjadi oleh tokoh Ma’e di atas panggung. Perwujudan tokoh tidak hanya di lihat dari fisik, tetapi juga mampu memberikan penjelasan psikologi yang di alami oleh tokoh Ma’e. Pemeran harus mampu membuat penonton berempati dengan tokoh yang dihadirkan. Proses dalam mewujudkan tokoh dilalui dari beberapa aspek, seperti mendandani tokoh, memvisualkan tokoh secara maksimal, memberikan property pendukung yang dibutuhkan dalam mewujudkan tokoh Ma’e.
Copyrights © 2019