Facebook menyediakan fasilitas bagi penggunanya untuk mengelola kesan mengenai identitas yang ditampilkan. Media sosial ini juga menyediakan jaringan pertemanan yang besar, sehingga seseorang yang ingin populer dalam jaringan tersebut terdorong untuk membuka informasi diri sebanyak-banyaknya. Seolah tanpa memikirkan risiko, pengguna Facebook sangat aktif membuka diri melalui unggah status, foto atau video. Oleh karena itu muncul pertanyaan, bagaimana dinamika hubungan antara kebutuhan untuk populer dengan keterbukaan diri pengguna Facebook. Jawaban itu coba ditelusuri melalui telaah literatur pada 5 studi empiris (2 diantaranya mengambil sampel orang Indonesia). Hasil telaah literatur menunjukkan bahwa beberapa teori dipakai sebagai dasar pembangun hipotesis, seperti uses and gratification theory dan social enhancement dan social compensation hypothesis. Kebutuhan untuk populer merupakan prediktor yang baik untuk keterbukaan diri pengguna Facebook dalam berbagai konteks. Dinamika hubungan tersebut didiskusikan dalam tulisan ini Kata kunci: media sosial, facebook, need for popularity, self-disclosure
Copyrights © 2016