Jurnal Arsitektur
Vol 2 No 02 (2018): Pengilon : Jurnal Arsitektur

MUSEUM WAYANG DI KOTA MALANG TEMA ARSITEKTUR METAFORA

Seftyan Hadi Susilo (Unknown)
Daim Triwahyono (Unknown)
Gaguk Sukowiyono (Unknown)



Article Info

Publish Date
27 Dec 2018

Abstract

Wayang merupakan hasil kreasi seni dan budaya terdiri dari berbagai macam jenis, seperti wayang purwa, wayang kulit, wayang klitik, sampai wayang golek. Wayang sebagai bagian dari kebudayaan kita memiliki aset yang tidak ternilai dan menjadi salah satu bagian dari kebanggan Indonesia sebagai warisan karya budaya dunia. Namun semakin berkembangnya jaman, makin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologi. Makin banyak budaya populer asing, dan tekonologi-teknologi modern dan canggih masuk ke negara ini sehingga budaya-budaya lokal, salah satunya adalah wayang menjadi terpinggirkan dan ditinggalkan oleh masyarakat umum, khususnya generasi muda. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat meningkatkan kembali apresiasi para generasi muda, khususnya anak-anak terhadap salah satu budaya lokal, yaitu wayang. Wadah tersebut dapat direalisasikan dengan Museum Wayang di Kota Malang yang dapat mengapresiasi dan memberikan pendidikan, serta pengenalan kesenian wayang kepada generasi muda secara perlahan. Perancangan bangunan menggunakan konsep tema Arsitektur Metafora sehingga bentuk dasar bangunan mengambil dari bentuk dasar bentuk wayang. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengenali Museum Wayang di Kota Malang sebagai museum yang melestarikan tentang wayang di Indonesia.

Copyrights © 2018






Journal Info

Abbrev

pengilon

Publisher

Subject

Civil Engineering, Building, Construction & Architecture

Description

Pengilon is an academic journal written by bachelor student of architecture department, Institut Teknologi Nasional Malang. Pengilon covers wide variety topics in the context of built environment, architecture, and ...