Realitas menunjukkan bahwa tugas dan peran kepala sekolah sebagai supervisor sampai saat ini masih menimbulkan permasalahan di lapangan. Kepala sekolah lebih banyak menggunakan jam kerja untuk melaksanakan kegiatan administrasi dibanding melaksanakan supervisi. Selain itu kepala sekolah yang diangkat tidak terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan supervisi sehingga belum memahami sepenuhnya konsep, prinsip dan teknik supervisi akademik. Dalam melaksanakan tugas sebagai supervisor akademik, kepala sekolah masih diperhadapkan pula dengan instrumen supervisi yang masih bersifat manual sehingga memperlambat pelaksanaan supervisi dan tindak lanjut hasil supervisi. Kepala sekolah masih menggunakan alat hitung (kalkulator) untuk mengitung skor hasil supervisi sehingga hasil pelaksanaan supervisi tidak dapat diketahui oleh kepala sekolah dan guru secara langsung setelah suvervisi dilaksanakan.Keywords :Â Hoaks, Literasi, Teknologi Informasi
Copyrights © 2019