Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari metode sinkronisasi yang dapat meningkatkan angka kebuntingan pada kerbau rawa di Kabupaten Kuansing. Penelitian ini menggunakan  ekor ternak kerbau betina yang tidak bunting dan dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok pertama di injeksi dengan GnRH pada hari pertama, diikuti injeksi PGF2α pada hari ke-7 setelah injeksi GnRH. Pengamatan dilakukan pada hari ke-8. Kelompok kedua di injeksi PGF2α pada hari pertama, diikuti injeksi PGF2α pada hari ke-11. Pengamatan dilakukan pada hari ke-12. Kelompok ketiga diinjeksi dengan PGF2α pada hari pertama dan pengamatan dilakukan pada hari ke-8. Ternak di inseminasi buatan (IB) setelah terlihat tanda-tanda estrus dengan straw 0.5 ml dari BIB Tuah Sakato.  Data di analisis dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Peubah yang diukur adalah kecepatan estrus, lama estrus, intensitas estrus, persentase estrus dan persentase kebuntingan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kombinasi hormon GnRH + PGF2α pada kerbau rawa di Kuansing menghasilkan persentase kebuntingan tertinggi (100%), estrus lebih cepat (53.67 jam), 100% estrus, dengan lama estrus 13.5 jam dan score intensitas estrus tertinggi (+++). Kesimpulan; sinkronisasi menggunakan GnRH dan PGF2α terbaik meningkatkan angka kebuntingan kerbau rawa di Kuansing.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020