Kota Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan tentunya telah dikenal sebagai pusat aktivitas sosial dan ekonomi di Jawa Timur. Semakin bertambahnya jumlah populasi penduduk dan lahan yang semakin berkurang menyebabkan sulitnya mencari tempat tinggal yang layak bagi penduduk yang bekerja di Surabaya. Fenomena urbanisasi menuju kawasan pinggiran perkotaan pun mulai terjadi, salah satu yang terdampak ialah Kabupaten Sidoarjo. Adanya ketidakcocokan tempat tinggal dan tempat bekerja mengindikasikan adanya spatial mismatch yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo. Indikasi ini akan berdampak pada pola pergerakan komuting antara Sidoarjo menuju Surabaya. Penelitian ini akan mencari pola pergerakan komuting yang terjadi dan hubungan antara masing-masing variabel terhadap satu sama lain. Tahap analisis melalui dua tahap. Tahap pertama akan mendeskripsikan pergerakan yang terjadi dari Sidoarjo menuju Surabaya terkait tujuan perjalanan, jarak tempuh, waktu tempuh, biaya perjalanan dan moda kendaraan menggunakan analisis deskriptif. Tahap ketiga ialah menganalisa hubungan yang ada pada tiap variabel pergerakan komuting melalui analisis korelasi Pearson dan Crosstab. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 25 kecamatan di Kota Surabaya yang menjadi tujuan bekerja pelaku komuting dari Sidoarjo. Untuk nilai jarak tempuh tertinggi berasal dari Kecamatan Sukodono, waktu tempuh tertinggi dari Kecamatan Taman, biaya perjalanan tertinggi dari Kecamatan Sedati dan moda kendaraan didominasi oleh pengguna sepeda motor. Nilai jarak tempuh berkorelasi secara positif dengan waktu tempuh dan biaya perjalanan. Sedangkan moda kendaraan hanya memiliki hubungan dengan biaya perjalanan.
Copyrights © 2020