Media memiliki idealisme dalam memberikan informasi yang benar. Hal tersebut membuat media dituntut untuk berperan sebagai alat pendidikan agar penonton, pembaca, dan pendengarnya memiliki sikap kritis, kemandirian, dan kedalaman dalam berfikir. Konstruksi media akan menentukan persepsi khalayak. Namun kenyataannya, dinamika komersial menjadi kekuatan dominan yang menentukan pesan dan konten di media. Logika pasar seperti ini cenderung mengarahkan penyelenggaraan sistem informasi di media, termasuk konsep gender. Gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dibangun secara sosial dan budaya. ketidakadilan yang dialami perempuan dalam konteks pemberitaan media di Indonesia sendiri termasuk bentuk studi gender. Citra visual perempuan di media yang kerap tidak adil serta selalu dijadikan komoditas perempuan berdasarkan permintaan pasar pada media. Pasar yang dimaksud adalah masyarakat yang telah tertanam kuat dalam budaya patriarki. Fenomena bias gender seperti ini selalu dijadikan alat propaganda oleh kaum feminis untuk memulai perjuangan dalam menciptakan ide kesetaraan gender di Indonesia. Bak dua mata pisau, pada akhirnya perlakuan buruk terhadap kaum perempuan yang tercermin di berbagai media berdampak pada suburnya pemikiran feminis yang justru memperburuk pola pikir kaum wanita di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan cara menyebarkan pertanyaan kepada wartawan di kota Pekanbaru sebanyaak 190 orang sampel penelitian.
Copyrights © 2020