Artikel ini mengeksplorasi keterkaitan antara interaksi kekuasaan (power interplay) kepala daerah dan perubahan suara partai politik di tingkat lokal. Tulisan ini mengambil kasus perubahan suara Partai Nasional Demokrat (NASDEM) di Kabupaten Muna Barat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota Kendari pada pemilu 2019. Tulisan ini bertujuan menguraikan praktek interaksi kekuasaan kepala daerah, serta menjelaskan dampak interaksi kekuasaan terhadap perubahan suara partai politik. Tulisan ini menemukan kepala daerah melakukan interaksi kekuasaan untuk mempengaruhi aparat sipil negara (ASN), mempengaruhi masyarakat, mempengaruhi camat, lurah dan kepala desa dan mempengaruhi partai politik. Permainan kekuasaan yang diperankan kepala daerah sangat efektif dalam meningkatkan jumlah kursi dan memenangkan partai politik pada pemilu 2019. Partai NASDEM Kabupaten Muna Barat yang didukung oleh Bupati berhasil memenangkan Pemilu dan meningkatkan perolehan kursi legislatif dari 2 menjadi 9 kursi (kenaikan 350 %). PKS Kota Kendari yang dipimpin Walikota Kota Kendari berhasil memenangkan Pemilu dan menaikan perolehan kursi dari 4 menjadi 7 kursi (kenaikan 75 %). Peningkatan suara dua partai ini berhasil mendudukan kadernya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,  jabatan yang belum pernah diraih sebelumnya. Pencapaian ini merupakan prestasi yang sangat spetakuler.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020