Peneilitan ini berkaitan dengan penanggulangan sisa material yang mungkin dilakukan di Indonesia yaitu melalui manajemen material untuk meminimalisasi sisa material uang terjadi di lapangan, hal ini karena pertimbangan segi biaya, teknologi yang masih sederhana dan sekaligus berwawasan kepedulian lingkungan. Pengambilan data dilakukan dengan cara Tanya jawab kepada 44 responden yang terlibat alam pelaksanaan pembangunan ruko di wilayah Kota Samarinda. Dari 44 data kuisioner, diperoleh status/ jabatan responden menunjukkan sebagian besar responden adalah pengwas lapangan orang selalu berada di lapangan dan mengikuti setiap aktifitas kerja. Pengalaman kerja responden di bidang konstruksi menunjukkan responden sebagian besar atara 1-5 tahun. Manajer lapangan sebagian besar adalah orang yang cukup berpengalaman dengan lamanya pengalaman kerja antara 11-15 tahun. Dari hasil ini akan mejadi bahan kuantitas sisa material hasil pengamatan lapangan menunjukkan hasil yang tidak berbeda dari hasil suvei , dan masuk dalam range diantara maksimum dan minimum. Kuantitas sisa material terbesar dari kedua hasil penelitian ini adalah batu bada dan pasir. sumber dan faktor penyebab yang paling mempengaruhi timbulnya sisa material di lapangan adalah: Residu, Pelaksanaan, dan Penanganan material. Berdasarkan kategori sisa material, prosentase direct waste lebih dari indirect waste, kecuali material pasir dan batu pecah dimana sebagian besar sia material yang terjadi dalam bentuk biaya yang tersembunyi, sehinga kurang berpengaruh terhadap dampak lingkungan dan sisa material yang terjadi lebih mungkin untuk meminmalisasikan. Model biaya sisa material menunjukkan “Potensial Waste Saving” mencapai RP. 2.010.300,- atau 1,34% dari total biaya bangunan atau ruko, yang artinyajika kontraktor, konsultan dan pengembang memperhatikan dan menerapkan rekomendasi minimalisasi sisa material, maka akan menghemat biaya sebesar RP. 2.010.300,- atau 1,34% dari total biaya proyek dengan ukuran ruko 4,25x12 m,
Copyrights © 2018