Dikotomi ilmu, dalam klasifikasi ilmu agama dan ilmu umum, menjadi polemik di kalangan para ahli. Epistemologis menjadi dasar filosofis menemukan akar persinggungan dan soulsi membangun mindset. Ilmu sebagai alat atau pedoman berprilaku dan beraktifitas, guna memaksimalkan potensialitas diri dalam rangka pengabdian diri kepada Allah, tidak dibedakan oleh ilmu agama atau umum, sebagaimana Allah mencakup segala displin keilmuan. Ilmu dan manusia dengan segala potensinya menentukan kualitas dirinya sebagai abid. Agama sebagai sistem kehidupan, berbagai disiplin keilmuan, keahlian, dan bidang pekerjaan, menjadi sunnatullah muncul dan berkembang dalam dinamisasi dan harmonisasi kehidupan di berbagai ranah, membangun kasalihan diri dan sosial. Jika dikotomi ilmu yang ambivalen terus bertahan dalam ranah keilmuan, maka tujuan ilmu dan pendidikan akan jauh dari cita-cita Islam.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020