Penelitian sebelumnya menunjukkan peranan proteasom pada setiap tahap aterosklerosis yaitu tahap inisiasi, progresi dan komplikasi. Hal ini mendorong penelitian inhibitor proteasom sebagai terapi aterosklerosis dan bortezomib merupakan inhibitor proteasom yang pertama kali dikembangkan. Pada penelitian ini akan dianalisis efek pemberian inhibitor proteasom (bortezomib) terhadap pembentukan lesi aterosklerosis pada arteri koronaria tikus model aterosklerosis tahap progresi. Penelitian ini menggunakan 15 ekor tikus (Rattus novergicus) strain Wistar jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (I), kelompok aterosklerosis (II), dan kelompok aterosklerosis dengan pemberian bortezomib (III). Induksi aterosklerosis dilakukan dengan pemberian vitamin D3 (700.000 IU/kg) secara oral, dan dilanjutkan dengan diet aterogenik (kolesterol 2%, lemak kambing 5%, asam kolat 0,2 % dan diet standar 100%) selama 4 hari. Pemberian bortezomib dosis rendah (50 μg/kgBB) pada hari ke-1 dan ke-3 secara intraperitoneal. Penilaian lesi aterosklerosis dilakukan dengan sistem skoring. Hasil penelitian didapatkan skor lesi tertinggi pada kelompok model aterosklerosis dan adanya penurunan rerata skor lesi aterosklerosis pada kelompok aterosklerosis yang diberi bortezomib (0,70 vs 0,44, p<0,05). Disimpulkan bahwa pemberian bortezomib dapat menghambat pembentukkan lesi aterosklerosis pada tahap progresi.
Copyrights © 2020