Masyarakat pada umumnya memilih moda sepeda motor karena memiliki harga yang relatif lebih murah dari pada kendaraan lainnya seperti mobil, ukuran yang lebih efisien tidak perlu memerlukan tempat yang luas, penggunaan bahan bakar yang lebih irit, pajak yang lebih murah, dan perawatan yang lebih mudah dan murah dibandingkan mobil. Faktor mobilitas serta fleksibelnya pergerakan sepeda motor dalam menggunakan ruang memaksa pengendara melakukan pergerakan yang lebih variatif dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya. Ketika memasuki persimpangan, pengendara sepeda motor memiliki keinginan memilih ruang paling dekat dengan garis henti dari pada di belakang kendaraan lain. Hal ini juga terjadi pada persimpangan APILL Alun-alun Kota Magelang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi simpang tersebut kemudian direncanakan Ruang Henti Khusus sesuai dengan banyaknya penumpukan sepeda motor selama fase merah di persimpangan tersebut. Evaluasi simpang dilakukan berdasarkan data sekunder. Metode perhitungan berpedoman pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014 dan Pedoman Perencanaan Teknis Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor pada Persimpangan Bersinyal di Kawasan Perkotaan. Kinerja lalu lintas simpang APILL kondisi eksisting adalah, kapasitas pendekat selatan 2570 skr/jam, DJ (Derajat Kejenuhan) 0,667 dan tundaan rata-rata 28,2 detik/skr. Kapasitas pendekat barat 113 skr/jam, DJ (Derajat Kejenuhan) 0,24 dan tundaan rata-rata 29,4 detik/skr. Kapasitas pendekat timur 643 skr/jam, DJ (Derajat Kejenuhan) 0,24 dan tundaan rata-rata 30,4detik/skr. Desain Ruang Henti Khusus pada pendekat selatan yaitu 2 lajur dengan lajur pendekat dan luasnya 85 m2.
Copyrights © 2020