Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukan bahwa: (1) Upacara ini menggabungkan tradisi Jawa dengan Buddhis, yang ditandai dengan melakukan tiga ritual yakni matra bumi dengan penanaman pohon (bija-niyama), matra air dengan penanaman pohon diberbagai sumber mata air, pelepasan ikan (fangsen dan pengembangan metta) dan matra udara atau cahaya dengan melakukan pelepasan burung. (2) Faktor yang melatarbelakangi terbentuknya upacara Tribuana Manggala Bhakti yakni: faktor internal dari dharmaduta Desa Jatimulyo yang menggagas ide upacara ini dan faktor dari eksternal dari masyarakat dan pemerintah daerah Desa Jatimulyo yang mendukung adanya upacara ini. (3) Pelaksanaan upacara ini terdapat keterikatan antara agama Buddha dan Budaya Jawa yakni: sabda Sang Buddha yang tertulis di Dhammapada puppha vagga 49 yang memiliki isi bahwa mengambil sesuatu dari alam, hendaknya tidak merusak alam dan Vanaropa Sutta yang menekankan bahwa menjaga pelestarian alam adalah bagian dari praktik kebijaksanaan yang luhur. Tetapi sebaliknya harus bermanfaat bagi alam, hal tersebut sejalan dengan ajaran para leluhur yakni bapa langit, ibu bumi yang menyatakan bagaimana menyayangi, melindungi, menghormati bumi dan langit sebagaimana orang tua.
Copyrights © 2019