Patriakhi menempatkan perempuan sebagai warga kelas dua. Dalam lingkaran patriakhi yang demikian, seringkali nilai hidup, kisah, dan pengalaman perempuan dipandang kurang berharga dibandingkan laki-laki. Sebagai salah satu produk patriakhi, Alkitab menghadirkan sedikit sekali kisah perempuan yang berpengaruh dalam komunitas. Kalaupun ada, kisah-kisah perempuan dalam teks Alkitab sering berada di bawah bayang-bayang laki-laki. Kisah Ziporah dalam kitab Keluaran, misalnya, menunjukan dengan jelas bahwa sekalipun ia berperan penting dalam perjalanan kehidupan Musa, kisah tentang dirinya menghilang dalam pasal selanjutnya dalam Keluaran 4. Tidak ada kisah tentang Ziporah dalam teks-teks selanjutnya dalam Keluaran dan semua kisah Keluaran hanyalah tentang Musa dan pelayanannya lalu Ziporah menghilang. Meskipun demikian, Ziporah memberi makna pada tindakan penyelamatan yang ia kerjakan kepada Musa dengan menyebut Musa sebagai pengantin darah. Rupanya, Ziporah bukanlah satu-satunya perempuan yang narasi hidupnya dilupakan atau sengaja dihilangkan sebab perempuan-perempuan di Timor juga mengalami hal yang sama. Dalam situasi yang kurang menguntungkan itu, perempuan-perempuan ini tetap memainkan peranan strategis dalam komunitasnya dan menemukan ruang-ruang untuk pemberdayaan diri dan pemberdayaan komunitas.
Copyrights © 2019