Bukan persoalan benar dan salah, atau juga yang berkuasa dan yang tidak, namun rangkaian persoalan-persoalan sosial seperti menjahit dengan benang-benang yang penuh warna untuk merangkai suatu budaya. Kebudayaan pada suatu negara memang berbeda-beda, tapi memang itulah yang disebut budaya; patah, lalu menyambung; punah, lalu tumbuh; hancur, lalu terbangun; kosong, lalu mengisi; tiada, lalu ada, dan seterusnya, ataupun sebaliknya. Melihat kondisi sosial Indonesia, yang sulit lepas dari kisah-kisah Orde Baru yang kali ini menjadi subordinat, lalu bergerak kembali mencoba resistensi, seperti melihat benang-benang yang putus ingin mencoba terjahit kembali ke dalam rajut-rajut politik Indonesia. Senyum Soeharto dan teks “Pie Kabare? Enak Jamanku To?” hadir dan mengisi ruang-ruang keresahan sosial untuk mencoba berbaur dan menyapa kembali, seolah yang terbuang ini adalah masa dan kondisi yang terbaik.
Copyrights © 2018