Selama ini pendidikan hanya menilai kecerdasan pada satu dimensi kecerdasan. Anak dapat dikatakan cerdas apabila ia memiliki prestasi akademik yang tinggi berdasarkan penggunaan tes IQ (intelligence qoutient). Pandangan ini hanya menekankan pada satu atau dua kecerdasan saja yakni kecerdasan linguistik dan logika-matematis. Kecerdasan tidaklah dapat diukur hanya berdasarkan pada tes kecerdasan akademik atau IQ saja, melainkan dengan melihat kemampuan seseorang dalam menyelesaikan setiap permasalahan (problem solving) dan kemampuan dalam menciptakan produk baru yang memiliki nilai budaya (creativity). Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan bentuk deskriptif analisis yaitu dengan mendeskripsikan dan menganalisa teori dari berbagai sumber referensi untuk mengetahui bagaimana kecerdasan majemuk (multiple intelligences)anak usia dini menurut Howard Gardner dalam perspektif pendidikan Islam dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) Setiap anak memiliki potensi kecerdasan yang beragam. Potensi ini dibawa anak sejak lahir yakni meliputi kecerdasan linguistik, logika-matematis, visual spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, naturalis, dan eksistensial. (2) Dalam pandangan pendidikan Islam prinsip utama dalam pendidikan ialah pendidikan holistik dengan mengembangakan keseluruhan potensi anak. Dalam pendidikan Islam Allah SWT ternyata telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan majemuk (multiple intelligence) ini sudah tertera dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadist yang didalamnya memotivasi agar manusia memiliki kecerdasan.Kata Kunci : Kecerdasan Majemuk Howard Gardner, Pendidikan Islam
Copyrights © 2020