Latar belakang: Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi sebesar 30,8%. Stunting pada balita dapat menghambat perkembangan anak hingga berdampak negatif jangka panjang dalam kehidupan selanjutnya. Anak laki-laki lebih mudah mengalami malnutrisi dibandingkan anak perempuan. Namun, pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian stunting masih kontroversi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan risiko stunting berdasarkan jenis kelamin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan subjek sejumlah 25 balita usia 0-59 tahun di wilayah Puskesmas Kalasan, Yogyakarta. Variabel bebas adalah jenis kelamin sedangkan variabel terikat adalah kejadian stunting. Analisis data menggunakan Chi-Square untuk mengetahui perbedaan risiko berdasarkan jenis kelamin. Hasil: Mayoritas subjek berjenis kelamin perempuan (52%) dan berstatus gizi normal atau tidak stunting (68%) dan hanya sebagian kecil yang ditemukan stunting (32%). Hasil analisis menunjukkan jenis kelamin tidak berhubungan dengan kejadian stunting (p=0,673). Simpulan: Tidak ada perbedaan risiko yang bermakna antara laki-laki dan perempuan terhadap kejadian stunting.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020