Salah satu faktor yang menentukan daya saing suatu produk pangan dalam perdagangan bebas adalah adanya jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety). Upaya minimal yang harus dilakukan oleh setiap pelaku usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pangan olahan pertanian untuk terciptanya jaminan mutu dan keamanan pangan adalah dengan menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik atau Good Manufacturing Practices (GMP). Penelitian bertujuan mengidentifikasi penerapan GMP, mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan GMP dengan analisis korelasi bivariat, dan menyusun rekomendasi strategi peningkatan mutu dan keamanan pangan dengan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT) dan Analytic Herarchy Process (AHP). Penelitian melibatkan 30 UMKM di Kota Bandung yang ditetapkan melalui teknik purposive sampling dengan produk olahan aneka keripik (pisang, singkong, tempe, dan sayur), bawang goreng, sale pisang, nugget jamur, abon, rendang, dendeng, cokelat, dan serundeng kelapa. Hasil observasi penerapan GMP menunjukkan bahwa UMKM di Kota Bandung telah mulai melakukan upaya penerapan GMP, namun masih memerlukan berbagai usaha perbaikan dalam penerapannya untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan. Mayoritas temuan ketidaksesuaian adalah pada bangunan; fasilitas dan program pemeliharaan sanitasi; pengawasan proses; karyawan; dokumentasi dan pencatatan; pelatihan; serta penarikan produk. Alternatif strategi yang dipilih berdasarkan SWOT dan AHP adalah investasi teknologi dan penerapan standar, public awareness (promosi, edukasi, apresiasi), dan peningkatan kompetensi SDM.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019