Tulisan ini hanya mengkaji analisis Geertz tentang agama hubungannya dengan aspek kebudayaan secara umum, dengan tetap berpijak pada Weber. Jika Weber mengaitkan antara agama dengan spirit ekonomi, sebaliknya, Geertz memakai analisis kelas ekonomi untuk membuat(-buat) semacam “aliran” keagamaan di Jawa, seperti dalam trikotomi di atas. Lebih jauh, sebagai seorang anthropolog budaya Geertz menggunakan ritual-ritual dan kepercayaan terhadap agama dalam kelompok masyarakat yang ditelitinya sebagai acuan utama untuk mendapatkan suatu kesimpulan anthropologis yang kadang terlalu berani. Ciri utama anthropologi Geertz adalah keinginannya yang kuat untuk dapat memberikan pemaknaan yang mendalam terhadap fenomena budaya yang ditelitinya. Ada yang khas, Geertz tidak pernah asik dengan penjelasan yang menurutnya samar. Kebudayaan, harus dideskripsikan sejelas-jelasnya dengan cara “memaknai” tindakan orang-orang yang, menurutnya, diatur oleh sebuah “ide” yang disepakati bersama. Tidak sekedar ingin menjelaskan fenomena budaya, dalam penelitiannya di Bali Geertz mencoba menerapkan konsepnya untuk menyusun sejarah Bali dengan menyusun data-data, entah berupa mitos atau catatan peristiwa sejarah, dengan cara membubuhkan jalinan-jalinan makna.
Copyrights © 2016