AbstrakPesantren telah berhasil membangun budaya keislaman yang mengakar luas di Indonesia. Budaya keislaman dalam pesantren menjadi karakter tersendiri dalam membangun budaya bangsa. Indigenous dalam budaya pesantren dibangun oleh berbagai aspek. Aspek pendidikan, kehidupan, pola kegiatan dan lain sebagainya. Kehidupan dalam Pesantren yang meliputi proses pembelajaran, pergaulan, tata aturan dan hal lainnya menjadi cerminan subkultur karena dalam pesantren dihuni banyak manusia dengan berbagai karekter dan dari berbagai daerah asal. Berbagai budaya pesantren berhasil dipotret oleh Vita Agustina dalam novelnya yang berjudul Akadeni Harapan. Penulis novel menarasikan kehidupan tokoh dalam pesantren. Novel Akademi Harapan mencoba menumbangkan persepsi yang menyatakan kehidupan di pesantren menakutkan, penuh kungkungan, dan berbagai persepsi negative lainnya. Vita Agustina justru menggambarkan kehidupan pesantren yang nyaman, penuh pengetahuan, penuh rasa kekeluargaan, dan memiliki romantika budaya sendiri. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik budaya santri yang terdapat pada Novel Akademi Harapan Karya Vita Agustina. Lima budaya santri di pesantren yang diulas yaitu ngaji, ngopi, ngantri, ngantuk, dan ngabdi. Hal ini menarik karena santri pada novel Akademika Harapan berpegang teguh pada pada semboyan biso ora biso sing penting sekolah,apalan,lalaran,syawir lan Jamaah. Karakteristik budaya yang dimuncukan Vita Agustinya dalam novelnya tersebut akan menjadi gambaran identitas budaya pesantren yang bermanfaat bagi pembangunan budaya nasional yang bersumber pada kearifan pesantren.
Copyrights © 2020