Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Vol. 8, No. 1, April 2021

Petani Kopi Robusta di Desa Basseang Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang (1970-2018)

Sriyuni Wahyuningsih Ripal (Prodi Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Makassar)
Rasyid Ridha (Prodi Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Makassar)
Ahmadin Ahmadin (Prodi Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Makassar)



Article Info

Publish Date
30 Apr 2021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang keberadaan Petani Kopi Robusta di Desa Basseang, dinamika produksi kopi, sistem pengolahan hasil panen dan dampak keberadaan pertanian kopi robusta. Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik ekstern dan kritik intern, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Belanda membawa bibit kopi Robusta dikarenakan hampir seluruh perkebunan di dataran rendah di Indonesia rusak terkena hama. Tahun 1907 Kerajaan Sawitto telah ditaklukkan oleh pemerintah Kolonial Belanda mendatangkan bibit kopi Robusta ke daerah tersebut yang disebut Kawa Balanda. Tahun 1970 merupakan awal baru bagi pertanian kopi yang ada di Desa Basseang. Ambe’ Mine sebagai pelopor pertanian kopi di Desa tersebut mengajak petani lainnya memulai membudidayakan kopi yang sebelumnya rusak karena perang dan ditinggalkan ketika terjadi bentrok fisik antara TKR pada masa DI/TII. hasil produksi pertanian kopi Robusta semakin meningkat tiap tahunnya, dikarenakan kondisi cuaca dan iklim yang mendukung pertanian tersebut. Hasil panen petani kopi di Desa Basseang diolah secara tradisional dan modern. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa petani kopi merupakan salah satu profesi yang sejak dahulu dilakoni oleh masyarakat di Desa Basseang sejak zaman kolonial hingga era milenial. Profesi petani kopi diyakini meningkatkan taraf hidup masyarakat di Desa Basseang.

Copyrights © 2021