Tantangan teologis paling besar dalam kehidupan beragama sekarang ini yang dihadapi orang-orang beriman di tengah kenyataan pluralisme agama dewasa ini adalah bagaimana suatu teologi dari suatu agama mendefinisikan dirinya di tengah agama-agama lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka. Hasil penelitian menemukan bahwa, pada umumnya kaum beriman berpikir dengan double standars (standar ganda); agama kita adalah yang paling sejati dan berasal dari Tuhan, sedangkan agama lain hanya konstruksi manusia, atau mungkin juga berasal dari Tuhan tetapi dipalsukan oleh manusia. Sejarah mencatat bagaimana standar ganda ini telah melahirkan suasana saling curiga di antara umat manusia atas nama Tuhan. Agama tampaknya selalu hadir dalam wajah ganda, ambivalensi yang sulit diurai dan dimengerti lebih-lebih bila penganutnya menempatkan diri sebagai aktor dalam setiap konflik yang terjadi.
Copyrights © 2016